Konten Media Partner

Meutya Hafid sebut Indonesia Target Raih 9 Juta Talenta Digital untuk Imbangi AI

12 Desember 2024 11:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid. (Foto: M Wulan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid. (Foto: M Wulan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih menemukan kesenjangan antara ketersediaan dengan kebutuhan talenta digital di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meutya Hafid, selaku Menkomdigi menyebut bahwa Indonesia membutuhkan sebanyak sembilan juta talenta digital di 2030 untuk bisa mengimbangi percepatan teknologi digital, Akal Imitasi (Artificial Intelligence/AI).
Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya untuk mencapai target tersebut termasuk menggaet kampus-kampus untuk menyiapkan talenta digital yang unggul dan produktif.
“Dihitung-hitung, kalau mau menguasai teknologi digital, kita perlu sembilan juta talenta digital pada 2030. Ini pekerjaan rumah yang banyak dan tidak bisa dilakukan sendiri, harus rame-rame baik pemerintah, universitas maupun perusahaan teknologi internasional,” kata Menkomdigi Meutya Viada Hafid saat berbicara di ratusan mahasiswa di acara ‘Komdigi Menjangkau; Campus, We’re Coming!’ di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (11/12/2024).
Di sisi lain, pemanfaatan AI ini juga harus diperkuat dengan etika, tanggung jawab dan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Komdigi mendorong pemerintah daerah (Pemda) agar memperhatikan sumber daya manusia supaya talenta digital dapat menjadi pelaku utama transformasi digital di Indonesia.
Jika terlambat, Meutya mengkhawatirkan Indonesia akan jauh tertinggal dan pekerjaan rumah akan semakin bertambah berat.
Selain penyediaan talenta digital, Kemkomdigi juga akan memperkuat infrastruktur jangkauan dan kecepatan jaringan internet di beberapa wilayah.
Dipaparkannya sudah ada beberapa perusahaan teknologi internasional seperti AWS, Google, Microsoft dan Apple yang akan turut bergabung dalam melahirkan talenta digital masing-masing di angka satu juta pada tahun depan.
“Keberadaan mereka (untuk menciptakan sembilan juta talenta digital) nanti untuk memenuhi kebutuhan SDM di berbagai perusahaan teknologi informasi yang ada di Indonesia,” terangnya.
Namun perlu diperhatikan juga dampaik negatif dari AI tersebut. Di tengah tingginya daya kreatifitas anak-anak muda Indonesia, etika, tanggung jawab dan kebudayaan masih menjadi komponen penting dalam pengembangan teknologi AI.
ADVERTISEMENT
Meutya juga meminta institusi pendidikan untuk menerima dengan tangan terbuka dan mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital dengan kebijaksanaan. Karena kalau tidak, akan lebih banyak manfaat buruknya dibandingkan manfaat baiknya.
“Sederhananya, AI membantu kita di semua sektor. Namun dalam penggunaan harus disertai kemampuan berpikir kritis, mempergunakan akal, hati serta imajinasi,” tandasnya.
(M Wulan)