Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Motif-motif Batik Muncul dan Terinspirasi dari Relief Candi
2 Oktober 2018 21:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Balai Konservasi Borobudur (BKB) menerangkan, awal kemunculan motif-motif hias batik bermula dan terinspirasi dari peninggalan arkeologi relief-relief atau pahatan candi-candi karya seni nenek moyang.
ADVERTISEMENT
Perwakilan Balai Konservasi Borobudur (BKB), Hari Setyawan mengungkapkan awal kemunculan motif-motif batik hias itu ada pada peninggalan arkeologi di relief atau pahatan-pahatan candi-candi yang merupakan bangunan karya seni nenek moyang.
"Awal inspirasi motif batik itu dari relief candi itu, kalau data paling tua dari batik bisa disaksikan arca-arca candi pada masa Jawa kuno, Mataram kuno, di Jawa Tengah disekitaran abad 8-10," kata Hari kepada media di Kafe Nujiwa, Borobudur, Magelang, Selasa (02/10/2018).
Ia membeberkan, salah satu contohnya motif batik seperti pada arca Ganesha yang mana berdasarkan hasil penelitian arkeologi pada masa itu telah menggunakan motif batik.
"Pada arca Ganesha, berdasarkan tinggalan arkeologi sudah menggunakan kain motif batik," beber Hari.
Selain itu, lebih lanjut Ia menerangkan, batik juga telah disinggung didalam prasasti Jawa Kuno yang berisi penetapan batas-batas tanah yang bebas pajak di dalamnya menyinggung persembahan-persembahan.
ADVERTISEMENT
"Salah satunya berupa dalam bentuk kain, yaitu batik dengan motif kaliaga," paparnya.
Tidak hanya itu, menurut Hari, batik juga bisa teridentifikasi pada profesi seperti asanya manula wungkudu (pekerja pengolah buah mengkudu). "Kalau mengkudu menjadi komoditi yang laris dalam mewarnai kain batik," tuturnya.
Ia mengungkapkan, inspirasi motif batik itu berasal dari relief-relief cerita pada masa klasik Jawa Kuno, misal relief candi Borobudur.
"Ada sebanyak 1400 bingkai relief cerita di Borobudur. Setiap kita melihat satu bingkai relief, kita bisa melihat aktivitas manusia pada masa lalu seperti cara berbusana," tutur Hadi.
Di Borobudur sendiri, relief-relief bersifat dekoratif memiliki porsi sebanyak 30%, terutama motif flora dan fauna yang ternyata bisa digunakan untuk inspirasi motif batik, misal bangau atau bebek.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk motif dewa-dewa, simbol religius tidak serta merta dapat digunakan untuk motif batik karena disakralkan. "Jadi ini ada batasannya," imbuhnya.
"Ada motif orang-orang membajak sawah, lalu tumbuh-tumbuhan juga bisa digunakan untuk motif batik, serta motif untaian mutiara," tutup Hari. (Nadhir Attamimi/fra)