Konten Media Partner

Muncul Daftar Geng Sekolah, Kepala Sekolah Pertanyakan Validitas Data

17 Januari 2020 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi geng sekolah. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi geng sekolah. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
Klitih atau kekerasan jalanan yang dilakukan pelajar di Kota Jogja kembali muncul akhir-akhir ini. Ada dugaan bahwa keberadaan geng atau suatu kelompok sekolah dinilai sebagai pemicu aksi tersebut. Bahkan belakangan ini pula beredar pesan berantai yang memunculkan daftar nama sekolah beserta gengnya.
ADVERTISEMENT
“Bpk/Ibu terkait dgn "Klithih" yang melibatkan para pelajar, berikut info ttg "Ghenk" di DIY. Monggo sbg bahan mawas diri & saling menjaga kenyamanan praktik pendidikan DIY, menjauhkan diri tindak saling menyalahkan. Terimakasih.” seperti yang tertulis dalam pesan berantai.
Pesan itu tersebar tidak lama setelah aksi klithih muncul lagi. Dalam pesan itu tertulis nama sekolah, alamat sekolah, nama geng, jumlah anggota geng, tempat kumpul hingga siapa lawan geng tersebut. Ada 28 sekolah di Yogyakarta baik SMA maupun SMP.
BOPKRI I (Bosa) Yogyakarta termasuk dalam salah satu sekolah yang juga ada dalam list sekolah dengan nama geng NBZ. Kepala SMA lalu memberikan konfirmasi terkait munculnya pesan.
“Puji Tuhan sejak tahun 2013 SMA BOSA sudah bebas dari genk siswa. Hal ini berkat adanya kerja sama yang baik dan komitmen yang kuat antara pihak sekolah dan orangtua serta para siswa/ siswa itu sendiri,” kata Andar Rujito, Kepala SMA BOPKRI I Yogyakarta, Kamis (16/1/2020).
ADVERTISEMENT
Konfirmasi itu disampaikan Andar Rujito untuk menepis informasi yang beredar di media sosial dan grup whatsapp yang mencantumkan nama-nama geng. Menurutnya informasi itu berasal dari sumber yang tidak jelas dan tentunya dapat merugikan sekolah-sekolah karena tidak sesuai dengan fakta dan kondisi yang sebenarnya.
Menurut Andar Rujito, ketika awal masuk ada salah satu program penting yang disampaikan saat itu adalah membubarkan geng. Mulanya ia pesismis hal tersebut bisa benar-benar hilang dari sekolah.
“Namun, dengan tekad yang kuat dan adanya kerja sama yang baik serta komitmen yang kuat antara pihak sekolah dengan para orangtua siswa maupun para siswa sendiri, maka sejak 2013 bebas dari geng,” tegas Andar Rujito.
Andar beranggapan bahwa informasi atau data yang beredar di media sosial dan grup whatsapp tersebut sudah lama. Bahkan beredarnya sudah berulang-ulang. Selain tidak relevan dengan kondisi sekarang, penyebaran informasi yang tidak benar tersebut dapat merugikan pihak sekolah.
ADVERTISEMENT
Faktanya, di SMA yang dipimpinnya, sudah sejak 2013 hingga saat ini tidak ada lagi geng. Meski demikian, menurut Andar Rujito, informasi tersebut bisa dilihat dari sisi positifnya yakni agar setiap sekolah melakukan antisipasi dengan mencegah adanya geng.
Selain itu SMA Negeri 8 Jogja yang juga ada di dalam daftar tersebut dengan geng bernama Cantin Boyz (CBZ). Kepala SMA N 8 Jogja, Rudy Prakanto, menyatakan bahwa sejak 2018 lalu geng CBZ tidak menampakan lagi aktivitasnya. Sama seperti Andar, ia juga mempertanyakan validitas data yang beredar tersebut. Menurutnya saat ini label geng CBZ sampai saat ini masih terus melekat pada SMA N 8. Hal itulah yang ini sedang berusaha ia hilangkan.
“Fenomena ini bisa dilihat dari tidak ada lagi coret-coret atau yang mereka sebut bomb CBZ di jalan-jalan, yang menunjukkan eksistensi mereka sudah tidak ada,” katanya, Kamis (16/1/2020).
ADVERTISEMENT