Niat Cari Makan untuk Sahur, Pelajar di Jogja Tewas Jadi Korban Klitih

Konten Media Partner
4 April 2022 15:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SMA Muhammadiyah 2 Kota Yogyakarta, tempat korban klitih bersekolah. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
SMA Muhammadiyah 2 Kota Yogyakarta, tempat korban klitih bersekolah. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
DAA, korban aksi klitih di Jalan Gedongkuning Minggu (4/3/2022) dinihari adalah siswa SMA Muhammadiyah 2 Kota Yogyakarta. Dia adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Muhammadiyah 2 Kota Yogyakarta yang berasal dari Kebumen Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Slamet Purwo membenarkan jika DAA merupakan siswa SMA yang ia ampu. Ia mengaku kaget dengan kejadiannya yang menimpa anak didiknya tersebut. Karena korban adalah anak yang pendiam.
"Benar itu (DAA) adalah siswa kami. Dia meninggal dunia," tutur Slamet ketika ditemui di kantornya, Senin (4/3/2022).
Slamet menuturkan berdasarkan cerita rekan korban, saat itu korban bersama rekannya sesama siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Mereka pergi bertiga menggunakan dua sepeda motor di mana DAA (17) berboncengan dengan DP yang kebetulan nama depan mereka sama dan seorang lagi menggunakan satu sepeda motor lain
Saat itu, ketiganya keluar dari kos-kosan hendak mencari makan sahur. Kebetulan pagi harinya mereka berencana untuk pulang ke kampung masing-masing mengingat di sekolah mereka hanya menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
"Jadi minggu ini siswa kelas 10 dan 11 melakukan PJJ. Karena ruangan digunakan untuk ujian kelas 12 dan gurunya juga mengawasi," ujar dia.
Saat mereka berjalan beriringan, ketiganya dibuntuti oleh dua sepeda motor. Dari kaca spion mereka menyaksikan ada sepeda motor yang membututi mereka, mereka langsung berusaha kabur untuk menyelamatkan diri. Dua sepeda motor siswanya tersebut berpisah.
Sampai di jalan Gedongkuning, korban mendapat sabetan benda tajak semacam gir dan mengenai kepala. DAA yang membonceng terkena sabetan dan oleh DP langsung dibawa ke Rumah Sakit Hardjolukito.
DP kemudian berkomunikasi dengan orangtua korban dan orangtua korban menghubungi pihak sekolah. Saat itu juga pihak sekolah langsung meluncur ke rumah sakit untuk melakukan pendampingan.
ADVERTISEMENT
"Setelah dirawat, korban meninggal di rumah sakit pukul 09.30," papar dia.
Dia menambahkan, pihak sekolah juga mengantarkan jenazah ke rumah duka di kebumen. Namun karena mereka tidak bisa melaju bersama mobil ambulans hingga akhirnya ia hanya bertemu dengan orangtua korban.
Ia mengakui jika ayah korban adalah seorang anggota DPRD Kebumen dan pihak orangtua sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian perihal kejadian tersebut. Dan saat ini kasus tersebut ditangani oleh Polda DIY meskipun lokasi merupakan lintas Polsek.
Slamet menuturkan DAA memang siswa yang aktif dan normatif. DAA adalah anggota Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) bidang seni. Dia tergolong siswa yang biasa dalam hal prestasi akademik.
Dua temannya yaitu DP dan seorang siswa lagi memang berasal dari luar DIY. Mereka bertiga indekos di belakang Makam Pahlawan Kusumanegara. DP berasal dari Lampung dan seorang lagi berasal dari Luar DIY.
ADVERTISEMENT
"DP saat itu paginya langsung pulang kampung karena sudah membeli tiket. Kebetulan bapaknya sakit," ujar dia