Nini Thowong, Permainan Boneka yang Penuh Mistis

Konten Media Partner
28 Februari 2020 8:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud boneka nini thowong. Foto: Instagram/domphoto(.)id
zoom-in-whitePerbesar
Wujud boneka nini thowong. Foto: Instagram/domphoto(.)id
ADVERTISEMENT
Boneka yang biasanya dimainkan oleh perempuan kebanyakan memiliki rupa yang lucu. Salah satu boneka yang sempat dimainkan oleh masyarakat Pundong, Gunungkidul maupun di Kotagede memiliki bentuk yang unik dan dinamakan nini thowong.
ADVERTISEMENT
Sekilas, nini thowong terlihat biasa saja namun permainan ini bisa dikatakan mengerikan dan punya nuansa mistis. Boneka tersebut punya wujud seperti orang. Bahan pembuat boneka tersebut berupa batok kelapa yang digunakan sebagai kepala.
Batok kelapa itu dihaluskan dan dicat putih lalu digambari seperti wajah manusia. Selanjutnya untuk tubuhnya dibuat dari kerangka bambu. Boneka tersebut juga diberikan pakaian yang tentunya membuat wujudnya semakin persis manusia. 
Melansir dari Ensiklopedia Kotagede Yogyakarta, boneka tersebut oleh pemainnya dikenakan baju adat berupa kain, kebaya, selendang sampur, dan stagen. Untuk aksesorisnya, bagian kepala boneka akan ditambahkan bunga hiasan kepala yang diambil dari kuburan. 
Wujud boneka nini thowong. Foto: Instagram/domphoto(.)id
Seni sekaligus permainan spiritual ini konon sudah ada sejak zaman adanya kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Panembahan Senapati. Dari buku Penetapan Warisan Budaya Takbenda oleh Kemdikbud, disebut bahwa permainan ini masih eksis hingga saat ini. Seperti namanya, wujud dari boneka nini thowong adalah perempuan. Nini berarti gadis muda, sedangkan thowong merupakan penggambaran wajah atau sekujur tubuh yang putih. 
ADVERTISEMENT
Uniknya, untuk memainkan boneka ini, nini thowong akan terlebih dahulu dibawa ke kuburan sambil dilakukan ritual.
“Boneka akan dibawa ke kuburan pada waktu matahari tenggelam dengan disertai oleh seorang pawang sambil membawa sesaji. Sampai di kuburan dilakukan pembakaran kemenyan dan pembacaan mantera. Setelah terisi dengan roh, nini thowong akan digendong menuju desa dengan iringan lagu boyong,” seperti yang tertulis di Ensiklopedia Kotagede Yogyakarta halaman 18.
Mulanya sesaji yang biasanya berupa kembang, minyak wangi, kemenyan, uang logam, dan pisang raja akan disiapkan dan dibacakan mantera. Setelah ritual untuk memasukkan roh anak untuk diajak bermain, barulah boneka tersebut akan diarak. Nini thowong akan diarah sambil dinyanyikan tembang hingga ke lokasi tempat memainkan.
ADVERTISEMENT
"Ayo mupu bocah bajang, rambute abang-abang,” sepenggal lirik mantera saat nini thowong.
Empat orang perempuan memainkan nini thowong. Foto: Instagram/domphoto(.)id
Ada sekitar empat hingga lima orang perempuan duduk dan mereka akan memegangi bagian bawah atau kaki boneka. Selanjutnya setelah roh dipanggil dan masuk ke dalam boneka biasanya akan diiringi dengan iringan musik. 
Lagu-lagu pengiring yang biasanya dimainkan adalah lagu boyong, lagu bageya, dan ilir-ilir. Boneka nini thowong nantinya akan bergerak-gerak sendiri tak terkendali sesuai dengan iringan musiknya. 
Zaman dahulu, boneka ini digunakan sebagai salah satu pertunjukan atau juga ritual untuk memanggil hujan. Sementara di desa Grudo, Pundong, permainan ini dikatakan sebagai sosial magis dan masyarakat mempercayai bahwa permainan ini bisa mengusir penyakit.