Pabrik Sabun di Magelang Pastikan Ikut Jaga Habitat Sungai

Konten Media Partner
3 Maret 2023 20:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sungai Gandean, yang beberapa waktu lalu teraliri busa sabun dari pabrik sabun Lidah Buaya. (Foto: Hermanto/Tugu Jogja)
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Gandean, yang beberapa waktu lalu teraliri busa sabun dari pabrik sabun Lidah Buaya. (Foto: Hermanto/Tugu Jogja)
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu warga Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Utara, beberapa waktu lalu dibuat resah oleh banyaknya busa yang mengalir ke sungai. Diduga busa itu mengandung bahan kimia dan berasal dari sebuah pabrik sabun.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, pabrik sabun yang dimaksud bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Perwakilan Komunitas Pancing, Paguyuban Peduli Kali Magelang (PPKM) melakukan perawatan habitat sungai Gandean yang mengalir di tengah pemukiman warga.
Perwakilan dari Lidah Buaya, Budi Setiyawan, mengatakan bahwa pihaknya sudah menerapkan sistem pengelolaan air dengan standarisasi yang ada.
"Air yang ada di sini tidak ada yang terbuang keluar pabrik. Air yang ada sudah diolah sedemikian rupa sehingga bisa kembali dimanfaatkan dan tidak ada yang terbuang keluar," akunya, Jumat (3/3/2023).
Budi menambahkan, beberapa waktu lalu memang ada air yang terbuang keluar, namun itu air yang tidak berbahaya.
"Waktu itu memang ada air berbusa yang terbuang keluar pabrik, itu terjadi karena karyawan baru yang lalai. Dia hanya berpikir kalau air yang tidak berbahaya atau tidak mengandung zat kimia bisa dibuang ke sungai. Padahal sistem pengelolaan air di pabrik ini tidak seperti itu," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu pihak DLH yang diwakili oleh, Nur Idham dan Ninuk Sri Mulatin, dari Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Konservasi SDA, menyambut baik atas apa yang dilakukan pihak Lidah Buaya.
"Ini adalah wujud komitmen dari Lidah Buaya untuk tetap menjaga lingkungan yang ada di sekitar pabrik. Sungai memang mempunyai kemampuan untuk merecovery sendiri namun dengan bantuan cairan eko enzim ini, proses recovery akan semakin cepat dan maksimal," terang Nur Idham.
Penuangan cairan eko enzim, untuk mempercepat proses pemulihan habitat yang ada di sungai Gandean, yang beberapa waktu lalu diduga tercemari oleh busa sabun dari pabrik sabun Lidah Buaya. Foto: Hermanto/Tugu Jogja
Ninuk menyambung pernyataan Nur Idham, bahwa kegiatan ini menghabiskan sekitar 20 liter cairan eko enzim yang dituangkan di sungai Gandean.
"Hari ini kita menuangkan 20 liter eko enzim, yang kita bagi menjadi 2 tempat. Kalau di tahap awal dulu malah 3 tempat. Karena kita amati, habitat yang ada di sungai itu sudah pulih makanya cukup di 2 titik saja," jelas Ninuk.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nana Paundra dari PPKM berharap apa yang dilakukan pihak oleh Lidah Buaya ini bisa menjadi inspirasi sekaligus perhatian untuk pabrik-pabrik lainnya yang lokasinya berdekatan dengan sungai.
"Semoga aksi perawatan sungai dengan menuangkan cairan eko enzim ini bisa menjadi inspirasi atau contoh untuk pabrik-pabrik yang lainnya, yang lokasinya dekat dengan sungai. Kami dari PPKM akan terus memantau dan mengawasi jangan sampai ada pabrik yang membuang limbahnya ke sungai yang nantinya berdampak rusaknya ekosistem yang ada di sungai itu," tegas Nana. (her)