Konten Media Partner

Padusan, Tradisi Masyarakat Jawa Sambut Bulan Ramadhan

2 April 2022 16:58 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tradisi padusan jelang bulan Ramadhan. Foto: istimwa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi padusan jelang bulan Ramadhan. Foto: istimwa
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia akan segera memasuki bulan Ramadhan dan menjalani ibadah puasa. Sebagai negara dengan keragaman budaya, ada beragam tradisi yang kerap dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan. sebut saja tradisi ngapeman, merti dusun maupun desa, nyadranan, hingga salah satunya padusan.
ADVERTISEMENT
Tradisi padusan ini sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang populer di kalangan masyarakat Jawa terutama Jawa Tengah dan Yogyakarta. Secara etimologi, padusan sendiri berasal dari kata bahasa Jawa yakni adus atau yang diartikan mandi. Singkatnya merupakan tradisi masyarakat untuk menyucikan diri menyambut bulan Ramadhan.
Dikutip dari laman Indonesia.go.id, padusan berasal dari kata adus yang berarti mandi. Padusan menjadi salah satu tradisi masyarakat Jawa untuk membersihkan jiwa dan raga menyambut bulan Ramadhan. Mereka akan berendam atau mandi di sumber mata air. Tujuan dari padusan adalah agar ketika Ramadhan tiba, umat Muslim bisa menjalani ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin.
"Padusan dari kata adus, yang bermaknakan bersuci. Mandi di sini adalah mandi basah keseluruhan, dari kepala hingga ujung kaki," kata mbah Karti, salah satu warga Njeron Beteng Kraton Yogyakarta pada Sabtu (2/4/2022).
ADVERTISEMENT
Tradisi ini sendiri berlangsung turun temurun. Biasaya padusan ini dilakukan di kali, sendang, maupun sumber mata air lainnya yang mudah ditemui masyarakat. Padusan ini dilakukan secara individu, dimana seseorang akan membersihkan diri.
"Padusan seperti tradisi turun temurun, merasa afdol kalo padusan itu dilakukan di telaga, sungai-sungai, mbelik (mata air), pantai," katanya.
Mbah Kar menjelaskan bahwa kegitan tersebut merupakan tradisi kuno masyarakat Jawa terutama dalm pertapaan. Aktivitas tersebut menjadi salah satu kegiatan bermunajat kepada Tuhan dan memohon. Tentunya dalam pelaksanaannya ada banyak godaan yang menghalangi.
"Padusan atau bersuci ini secara harafiah berdasar pengaruh Islam, adalah untuk memohon maaf lahir batin pada sesama agar dalam melaksanakan ibadah Ramadhan benar-benar bisa kusyuk dan tawadu. Dalam hati hanya ada Tuhan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat Jawa dan juga beragama Islam, Mbah Kar mengaku ia juga melakukan padusan. Jika memungkinkan melakukan padusan di sumber air, ia biasanya.
"Iya tapi di rumah saja. Mandi besar, dengan keramas dan bersih-bersihkan kuku kaki dan sebagainya. Kecuali pas hari H, pas wisata ke obyek wisata alam yang dimungkinkan ada tempat untuk padusan. Misal di pantai atau di tempat pemandian alam," katanya.
Warga Yogyakarta lainnya, Rati mengatakan bahwa pada dasarnya padusan ini bisa dilakukan dimana saja tak harus di sumber air.
"Kalau bisa di kali ya di sana. Kalau nggak bisa ya biasanya bisa mandi sendiri-sediri di rumah," katanya.
Meski demikian, hal itu tak jauh mengurangi dari makna padusan itu sendiri dimana hal tu bergantung pada niat seseorang.
ADVERTISEMENT
"Yang penting itu membersihkan diri, nanti menyiapkan diri mnyambut Ramadhan," ujar Rati.
Di masa kini, padusan yang dialkukan seorang diri menjadi kerap dilakukan secara beramai-ramai. Tak jarang kegiatan ini dilakukan di sejumlah obyek wisata air mupun lokasi pariwisata padusan. Di Yogyakarta sendiri, sejumlah lokasi yang kerap disambangi ialah Umbul Pajangan, Sendang Klangkapan, Sendang Ngepas Lor dan lokasi lainnya