Konten Media Partner

Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram di Jogja Jadi Ruang Edukasi

27 Mei 2023 20:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran keris di Yogyakarta. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pameran keris di Yogyakarta. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Sebanyak 41 keris yang terdiri atas 27 bilah Keris Kamarogan dari 19 kolektor nasional dari berbagai era kerajaan dipamerkan dalam Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara di Ndalem Poenakawan, Yogyakarta mulai dari Sabtu (27/5/2023) hingga Senin (29/5/2023).
ADVERTISEMENT
Menariknya, pameran itu menampilkan lima keris tua dari era Majapahit abad ke-14 yang terbilang sangat langka dan sulit untuk ditemukan di jaman sekarang ini.
Ketua Sanggar Keris Mataram (SKM), Nurjianto, mengatakan koleksi keris yang tak kalah menarik itu di antaranya keris Sang Hyang Antaboga, keris kamarogan yang disebut-sebut sebagai keris pertama Kerajaan Majapahit.
"Ini adalah keris yang pertama tertua ditemukan, jenis keris naga era Majapahit,” kata Gus Poleng, sapaan akrab Nurjianto, Sabtu (27/5/2023).
Keris yang sudah ada sejak era Majapahit itu secara turun temurun dirawat secara pribadi. Nurjianto mengaku untuk menampilkan keris itu kepada khalayak publik sudah mengantongi izin dari sang pemilik, sehingga masyarakat yang datang diharapkan dapat memanfaatkan nya sebagai sarana edukasi selama pameran berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Kami di SKM ingin mencoba mengenalkan dan memperluas jejaring seni tradisi tosan aji, khususnya untuk tingkat Keris Kamarogan ke masyarakat umum sebagai bagian dari gerakan apresiasi untuk mencintai Keris sebagai salah satu warisan budaya adiluhung bangsa," ungkapnya.
Seorang pengunjung sedang melihat-lihat pameran keris, Sabtu (27/5/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
Beberapa kolektor juga ikut memamerkan koleksi karya masterpiece nya dari berbagai era kerajaan, mulai dari Nurjianto dengan Keris Majapahit, Sang Hyang Antaboga, AMY.
Adam Prastitojati dengan keris Sepang, Kanjeng Kyahi Anggrek, Yogi Adiningrat dengan Kanjeng Khayi Manggolo Rekso - Singo Barong Luk 7, Sonny Handoko dengan keris Tilam Upih era HB I, Nyai Sekar Anggrek.
Kemudian ada juga I Made Puja Yasa dengan koleksi waris dari Kerajaan Bangli, Rangga Wilah, Luk 15, Mamen dengan Keris Naga Basuki dengan bentuk bermahkota emas, Agus Hermawan dengan Keris Lurus Jalak Ngore dari era HB VII yang bergandik unik berujud Gupala dengan kinatah emas.
ADVERTISEMENT
"Dan Ust. Salim A. Fillah dengan koleksi Keris Panji Penganten era Majapahit berluk tujuh, Kanjeng Kyahi Panji Kencana," jelasnya.
Bersamaan dengan Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara, SKM juga menggelar Sarasehan Tosan Aji dengan tajuk “Keris sebagai Simbol dan Identitas,”.
Duta Besar Staff Khusus Menteri Luar Negeri untuk Diplomasi Kawasan Kementerian Luar Negeri RI, Ngurah Swajaya meminta pemerintah daerah dapat selalu andil di dalam memberikan ruang pengayoman yang komprehensif dan berkelanjutan bagi budaya tosan aji sebagai salah satu aset budaya bangsa.
"Kami berharap, agenda perhelatan semacam ini bisa menjadi agenda kalender tetap bagi SKM dengan tema-tema yang tentunya berbeda dalam setiap eventnya sebagai edukasi masyarakat," katanya.
Swajaya juga menghimbau agar keris tersebut tidak hanya berhenti untuk di pamerkan, tetapi juga harus diikuti dengan kesadaran, keterlibatan dan kepemilikan bersama untuk membangun ekosistem dari hulu ke hilir dalam usaha dan upaya pelestariannya.
ADVERTISEMENT
"Semoga Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara dan Sarasehan keris sebagai identitas ini bisa menjadi sebuah langkah untuk membuka berbagai perspektif agar semakin meneguhkan keris sebagai maha karya agung budaya bangsa sekaligus dapat memperkaya khasanah literasi budaya dan menjadi rujukan bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta," imbuhnya.