Konten Media Partner

Pandemi COVID-19 Tak Hentikan Aksi Seniman Pantomim Jalanan di Yogyakarta

23 September 2020 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rudi dan Doddy Mikro saat melakukan pertunjukan pantomim di jalan Mayor Suryatomo, Yogyakarta, Selasa (22/9/2020) Foto: Gabryella Triwati Sianturi/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Rudi dan Doddy Mikro saat melakukan pertunjukan pantomim di jalan Mayor Suryatomo, Yogyakarta, Selasa (22/9/2020) Foto: Gabryella Triwati Sianturi/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Belakangan ini terlihat pemandangan berbeda di salah satu simpang lalu lintas kota Yogyakarta. Tepat di perempatan jalan Mayor Suryatomo, Gondomanan, dua seniman pantomim terlihat menghibur para pengendara lewat aksinya yang lucu dan menggemaskan.
ADVERTISEMENT
Kedua seniman itu adalah Doddy Micro (24), seorang penyandang Achondroplasia atau orang bertubuh mini bersama Rudi (24) sebagai rekannya. Dengan riasan wajah yang totalitas, Doddy dan Rudi menghibur secara profesional lengkap dengan kostum yang rapi. Melakukan pertunjukan di tengah pandemi COVID-19, tak lupa pula kedua seniman itu mengenakan face shield sebagai alat pelindung diri.
Doddy dan Rudi mengaku telah aktif dalam seni pertunjukan sejak 2011, saat mereka berada di bangku sekolah. Menempuh pendidikan di SMKI Yogyakarta, sepasang sahabat ini berfokus pada jurusan teater. Kini, pantomim menjadi hobi sekaligus pekerjaan bagi mereka.
Rudi dan Doddy Mikro saat beristirahat setelah pertunjukan pantomim di jalan Mayor Suryatomo, Yogyakarta, Selasa (22/9/2020) Foto: Gabryella Triwati Sianturi/Tugu Jogja
“Masuk tahun 2011 lalu itu mulai mendalami (pantomim). Aku kelas dua, dia (Doddy) kelas satu. Walau kami selisih satu tahun, kami klop gitu, cocok konyolnya. Jadi aku ajak dia, gimana kalau kita ngamen pantomim? Terus pengalaman kami pantomim pertama itu di Titik Nol tahun 2012,” ujar Rudi, saat ditemui di perempatan jalan Mayor Suryatomo, Gondomanan, Selasa (22/9/2020).
ADVERTISEMENT
Tetapi hal itu tak berlangsung lama sebab kawasan Titik Nol diperketat ruangnya bagi para seniman. Doddy dan Rudi pun berpindah-pindah lokasi untuk mencari penghasilan lewat aksi pantomimnya.
“Awalnya memang diselenggarakan untuk seniman-seniman Jogja. Tapi setelah itu, diperumit untuk kami kalangan seniman masuk ke Titik Nol. Sekarang kita pindah-pindah, kadang ke tempat wisata kayak jakal. Ke luar kota juga kadang, misalnya Bandung buat ngisi acara,” ujar Doddy.
Tetapi, COVID-19 kemudian membuat perekonomian kedua seniman tersebut menjadi lesuh. Doddy mengaku ngamen pantomim adalah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan karena semua permintaan untuk mengisi acara dibatalkan begitu saja.
Rudi dan Doddy Mikro saat melakukan pertunjukan pantomim di jalan Mayor Suryatomo, Yogyakarta, Selasa (22/9/2020) Foto: Gabryella Triwati Sianturi/Tugu Jogja.
“Kalau saya uang (hasil ngamen) sekarang ditabung aja untuk kebutuhan sehari-hari. Karena kebetulan acara panggilan di TV dicancel semua,” ujar Doddy.
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi, ngamen pantomim yang semula hanya sebagai pekerjaan sampingan menjadi pekerjaan tetap bagi Doddy dan Rudi. Hasil yang didapatkan digunakan untuk membiayai hidup sehari-hari dan sebagian diberikan pada orang tua.
“Sekarang sehari kami masing-masing itu bisa pegang lima puluh ribu. Dulu (sebelum pandemi), paling banyak bisa dua ratus ribu. Jadi ya paling engga bisa buat makan, bensin udah cukup. Sesekali kasih ke orang tua yang udah biayai selama ini,” ujar Rudi.
Walau begitu, Doddy dan Rudi mengaku tetap menikmati pekerjaannya sebagai pantomim jalanan sekalipun kadang dipandang sebelah mata. Mereka mengaku pernah mendapatkan perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan.
“Kita direndahin sama mereka (penonton), dilecehin. Tapi kami ngga langsung jatuh gitu. Itu malah jadi semangat buat kami. Dibilangin ngga jelas dan aneh. Ya, kita respon dengan senyuman aja,” pungkas Doddy.
ADVERTISEMENT
Para petugas SATPOL PP juga kadang mengehentikan Doddy dan Rudi ketika sedang asik melakukan pertunjukan pantomimnya. Hampir ditabrak oleh kendaraan yang sedang melaju juga pernah mereka rasakan selama menjadi pantomim jalanan.
Rudi dan Doddy Mikro saat melakukan pertunjukan pantomim di jalan Mayor Suryatomo, Yogyakarta, Selasa (22/9/2020) Foto: Gabryella Triwati Sianturi/Tugu Jogja.
Tapi masih banyak pula orang yang tak memandang aksi mereka dengan sebelah mata. Salah satu hal berkesan juga dirasakan oleh Doddy sebagai seorang penyandang Achondroplasia.
“Pernah saya dikira anak kecil. Sampai waktu itu pernah digendong, terus ada orang yang foto-foto, terus ada yang meluk saya. Waktu itu saya dipeluk sampai ngga lepas-lepas. Itu rasanya berkesan sekali,” ujar Doddy.
Menurut Rudi, ngamen pantomim tak hanya bicara soal nominal uang yang bisa didapatkan. Lebih dari itu, ada kebahagiaan tersendiri di sana ketika para penonton ikut bahagia dengan pertunjukan mereka.
ADVERTISEMENT
“Ketika kami bermain pantomim, kami bisa berbagi kebahagiaan dengan penonton. Kalau mereka senang dan bahagia, mereka mengapresiasi, itu jadi kesenangan pribadi buat saya,” ujar Rudi. (Gabryella Triwati Sianturi)