Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pasca Penyerangan Gereja, Uskup: Persaudaraan dan Solidaritas Makin Kuat
19 Februari 2018 20:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko Senin (19/2/2018) sore bertandang ke kediaman Buya Syafii Maarif di Perumahan Nogotirto Gamping Sleman. Pertemuan santai pun terjadi di antara dua tokoh Muslim dan Kristiani di ruang tamu kediaman Buya.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ke kediaman Buya, menurut Uskup KAS, merupakan ikhtiar setelah kejadian penyerangan gereja Santa Lidwina Bedog Trihanggo Gamping Sleman yang menyita tenaga, pikiran dan hati umat Katolik. Menurut dia, saat itu Buya yang langsung hadir ke gereja menjadi satu tokoh sentral yang mampu tampil menenangkan semua pihak.
“Kami sangat berterimakasih karena kehadiran Buya dengan spontan, cepat dan tanggap saat itu ternyata sungguh menenangkan semuanya. Masyarakat menjadi tenang tidak terprovokasi malah kemudian muncul persaudaraan dan solidaritas yang semakin kuat,” ungkapnya.
Uskup Semarang tersebut juga tak segan menyebut sosok Buya sebagai guru kebersamaan bangsa yang terus menanamkan kebaikan di tengah masyarakat. “Karena itulah kami datang ke sini untuk bersungguh-sungguh menyampaikan terima kasih pada Buya, inilah yang jadi tujuan kami yang sebenarnya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Buya sendiri mengaku kedatangan Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko ke kediamannya adalah sebuah hal yang sangat spesial. Dengan nada santai, Buya menyebut bahwa momen ini adalah sebuah kehormatan bagi dia.
“Tidak main-main, ini Uskup Agung Semarang yang datang ke rumah saya. Kehormatan bagi saya,” ungkap Buya yang diikuti tawa akrab uskup dan rombongan dari gereja.
Buya juga menyampaikan bahwa apa yang dilakukan selama ini hanyalah niatan untuk menegakkan nalar. Buya menyatakan bahwa ucapan memaafkan pelaku kekerasan adalah sebuah hal mahal yang harus terus diterapkan dalam kehidupan.
“Saya itu hanya sekrup kecil saja yang ingin menegakkan nalar, ya kadang dihujat juga tapi tidak masalah karena inilah kehidupan. Maaf yang disampaikan Uskup tadi adalah sesuatu yang sangat mahal dan semoga pelaku lekas sadar,” tutup Buya. (atx)
ADVERTISEMENT