Konten Media Partner

Pawai Angkutan Wisata di Ring Road Jogja, Protes Perpanjangan PPKM Level 4

27 Juli 2021 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pawai irin-iringan kendaraan wisata di Ring Road Yogyakarta. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pawai irin-iringan kendaraan wisata di Ring Road Yogyakarta. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Aksi iring-iringan puluhan kendaraan milik pengusaha rental dan pengusaha bus pariwisata memadati sepanjang ringroad Yogyakarta. Mereka berkeliling melakukan protes kebijakan pemerintah yang kembali memperpanjang Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
ADVERTISEMENT
Pasalnya kebijakan pemerintah tersebut akan membuat mereka semakin terpuruk. Semakin banyak pengusaha yang tutup akibat ketiadaan wisatawan yang selama ini menjadi pelanggan mereka. Mereka menandaskan meskipun Malioboro telah dibuka namun tak membuat wisatawan tertarik untuk datang ke Yogyakarta.
Mereka berkeliling sembari memasang spanduk protes menyuarakan keluhan para pengusaha dan kru rental mobil serta bus pariwisata. Di dalam kendaraan hanya ada driver dan beberapa kru sehingga tidak ada kerumunan.
"Yang berkerumun hanya armadanya. Kalau kita tidak," ujar Koordinator Aksi, Aric Kirana, Selasa (27/7/2021).
Aric mengatakan kebijakan PPKM yang ditindaklanjuti dengan penutupan obyek wisata membuat mereka terpuruk. Selama PPKM berlangsung para pengusaha rental dan bus pariwisata mati suri. Terlebih beban mereka harus tetap dipikul karena tidak ada kebijakan pemerintah yang mendukung.
ADVERTISEMENT
Mereka harus menanggung berbagai biaya baik untuk memberi makan keluarga, kru, biaya maintenance dan juga tanggungan membayar cicilan kendaraan mereka. Tentu hal ini membuat mereka semakin terjepit.
"Armada-armada itu kami dapat dari kredit. Dan kreditnya tidak ditangguhkan," paparnya.
Pihaknya berharap kepada pemerintah untuk membuka semua obyek wisata yang ada di Yogyakarta. Karena hanya itulah satu-satunya yang bisa menolong para pengusaha rental dan bus pariwisata yang ada di wilayah ini.
Selama PPKM berlangsung mereka menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah. Di Kirana sendiri terpaksa harus menanggung kerugian hingga puluhan juta rupiah karena ada 20 rombongan yang membatalkan perjalanan mereka ke Yogyakarta.
"Sampai sekarang pembatalan itu masih terus terjadi," ungkapnya.
Aric menambahkan meskipun pemerintah telah mengumkan jika PPKM penyesuaian tersebut hanya akan berlangsung sampai tanggal 2 Agustus namun sampai saat ini belum ada orderan melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta. Karena memang pemerintah juga belum ada kepastian.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengurus Asosiasi Konco Penak, Harun Effendi menuturkan aksi tadi siang sebenarnya adalah ajang bertemunya para pengusaha dan kru bus serta rental wisata. Mereka sengaja bertemu untuk memanasi mesin-mesin armada yang sudah lama menganggur.
"Ini kami manasi mesin istilahnya. Agar tidak rusak, kan lama tidak dipakai," ujar dia.
Harun mengatakan sudah sebulan ini mereka tidak beroperasi karena semua objek wisata di wilayah DIY telah ditutup oleh pemerintah. Jikapun saat ini Pemerintah sudah mulai membuka Malioboro namun ternyata tak bisa langsung menolong mereka.
"Wisatawan masih enggan untuk berkunjung ke Yogyakarta jika objek-objek wisata yang lain belum buka. Ya harapan kami agar semua objek wisata di buka kembali oleh pemerintah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia menandaskan selama ini prokes telah mereka laksanakan mulai dari pengaturan jumlah penumpang, penggunaan masker, hand sanirizer, faceshield dan piranti prokes lainnya. Sehingga mereka merasa harus segera dibuka kembali.