Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Pedagang di Gunungkidul Keluhkan Tingginya Harga Cabai
11 Juni 2022 9:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Salah seorang pedagang di Gunungkidul yang jual cabai rawit merah. Foto: Tugu Jogja](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01814e541f9d1ed2ac9c5276a5d886b3.jpg)
ADVERTISEMENT
Para pedagang bumbu-bumbu dapur di pasar tradisional kabupaten Gunungkidul mengeluh sepinya pembeli menyusul meroketnya harga-harga bumbu yang ada di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Wakinem, salah seorang pedagang cabai di pasar Argosari Wonosari Gunung Kidul menuturkan harga cabai rawit merah saat ini mencapai Rp 100.000 per kg nya akibatnya para pembeli mulai mengurangi pembelian mereka dan bahkan memilih ke alternatif pemedas lainnya.
Jika di hari biasa sekali membeli seorang pembeli biasanya meminta cabai sekitar setengah kilogram hingga 1 kilogram namun kali ini mereka hanya meminta satu ons atau 2 ons saja. Alasannya harga cabai memang cukup mahal.
"Kalau dihitung 1 cabai itu Rp.2.000 wong 1 ons Rp.10.000," tutur dia.
Ia menyebut, kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit merah yang mencapai Rp 100 ribu/kg, diikuti cabai rawit hijau Rp 60 ribu/kg dan cabai rawit putih Rp 38 ribu/kg.
Akibat harga cabai naik, Wakinem mengaku penjualannya saat ini menurun. Meski tetap ada pembeli, konsumen lebih memilih mengurangi jumlah takaran dari biasanya.
ADVERTISEMENT
"Kalau sekarang karena harga naik, saya stok 5 kilogram cabai saja nggak habis seminggu," kata dia.
Sementara itu, Kepala Administrasi pasar Argosari, Sularno mengatakan Selain komoditas cabai, kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas bawang merah yang semula Rp 32 ribu menjadi Rp 38 ribu/kilogram, sedangkan bawang putih naik menjadi Rp 40 ribu dari harga Rp 36 ribu/kg.
"Sejak dua pekan terakhir ada kenaikan kebutuhan dapur. kenaikan dipicu cuaca buruk yang menyebabkan petani gagal panen. Sebetulnya bukan karena pasokannya, tapi karena memang petani ini mengalami gagal panen sehingga mereka menaikkan harga," katanya.