Konten Media Partner

Pembangunan Masjid Agung Jateng Ditargetkan Selesai Tahun 2023

1 Februari 2023 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses ground breaking pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah. Foto: dok. Dinas PUPR Magelang
zoom-in-whitePerbesar
Proses ground breaking pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah. Foto: dok. Dinas PUPR Magelang
ADVERTISEMENT
Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), yang sempat tertunda pembangunannya karena pandemi COVID-19, kini kembali dilanjutkan proses pembanunannya. Masjid yang digadang-gadang akan menjadi masjid yang megah sekaligus perwujudan dari unsur tradisional yang selaras dengan pengembangan wisata di kawasan Candi Borobudur ini, ditargetkan rampung pada November 2023.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jateng, Hanung Triyono, mengatakan, MAJT berdiri di atas lahan seluas lebih kurang 4,9 hektar dan diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 118 miliar sedangkan proses pembangunannya akan dikerjakan selama 330 hari kalender.
“Luas bangunan 24.866 meter persegi dengan kapasitas jemaah 5.000 orang. Terdiri dua lantai, yang bawah Islamic center dan plaza, lantai dua untuk sembahyang,” jelas Hanung pada Rabu, (1/2/2023).
Sementara itu, Tenaga Ahli Manajemen Konstruksi pada proyek tersebut, Ronny mengatakan, desain MAJT Magelang menyesuaikan peraturan yang ada. Selain terikat pada peraturan daerah juga pengembangan destinasi Borobudur. Di samping itu, desain masjid tersebut akan mengadopsi kearifan lokal, di mana Borobudur telah menjadi situs warisan dunia.
ADVERTISEMENT
“Yang pasti dimensi besaran massa dan ketinggian menara tidak boleh melebihi pelataran Borobudur. Dari desain awal di sayembara, yang awalnya 60 meter tingginya menjadi 30 meter,” jelasnya.
Selain akan mampu menampung ribuan jemaah, masjid yang berada di Desa Sawitan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, itu menonjolkan arsitektur ramah lingkungan. Bangunan utama masjid akan memiliki banyak jendela dan tanpa pintu sehingga aliran udara dengan mudah bersirkulasi. Selain itu bentuk atap akan menggambarkan orang bersujud.
“Dilihat dari jalan besar nanti atap dan menara itu yang menjadi fokus. Desain menara yang dulu itu modern, kita implementasikan atap ke nuansa tradisional. Kita lakukan transformasi sehingga bentuknya terlihat seakan-akan orang yang sedang sujud,” terang Ronny. (her)
ADVERTISEMENT