Pemda DIY Ajukan Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO

Konten Media Partner
31 Januari 2020 6:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu Pal Putih. Foto: dok. Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Pal Putih. Foto: dok. Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengusulkan sumbu filosofi Yogyakarta ke UNESCO untuk dijadikan sebagai warisan budaya dunia. Proses pengajuan ke UNESCO pun telah dilakukan dan kini pemerintah DIY terus berusaha melengkapi persyaratan yang selama ini masih kurang.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Baskara Aji membenarkan jika pemerintah DIY berusaha agar sumbu filosofi yang selama ini diyakini oleh masyarakat DIY agar bisa diakui sebagai warisan budaya dunia. Sebab sumbu filosofi merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat DIY.
"Kita sudah ajukan ke UNESCO. Tapi sekarang kita berusaha melengkapi persyaratan yang kurang," ujarnya, Kamis (30/1/2020) di kompleks Kepatihan.
Baskara mengungkapkan salah satu yang disyaratkan oleh UNESCO adalah lembaga pengelola dari sumbu filosofi tersebut. Sehingga pihaknya akan segera membentuk lembaga pengelola atau Unit Pelaksana Tugas (UPT). Namun demikian pihaknya masih mengkaji bentuk yang pas lembaga pengelola tersebut.
Di samping itu, pihaknya juga terus mengumpulkan data sebagai penguat keterangan sumbu filosofi tersebut. Harapannya, dengan data-data yang mereka suguhkan tersebut dapat semakin meyakinkan pihak UNESCO bahwa sumbu filosofi tersebut layak disebut sebagai warisan budaya dunia.
ADVERTISEMENT
"Banyak data yang telah kita peroleh dalam pendataan beberapa waktu lalu. Di antaranya jumlah bangunan heritage,"tambahnya.
Paniradya Pati DIY, Beny Suharsono menambahkan, pihaknya saat ini terus melakukan akselerasi demi kepentingan warisan Budaya Dunia tersebut. Namun saat ini salah satu yang tengah dibahas adalah terkait dengan pengelola dari sumbu filosofi tersebut, karena UNESCO mensyaratkannya.
"Kita masih bahas siapa yang bakal mengelolanya, oleh siapa. Dan lembaga ini harus permanen,"ujarnya.
Beny menyebutkan, sumbu filosofi adalah garis lurus yang membentang dari Tugu Golong-gilig atau Tugu Pal Putih dengan Keraton Ngayogyakarto dan Panggung Krapyak. Sumbu filosofi selama ini bermakna sebagai gambaran perjalanan kehidupan manusia sejak lahir hingga menemui ajal (sangkan paraning dumadi).