Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten Media Partner
Pemkab Sleman Dorong Adanya Perluasan Program untuk Turunkan Stunting
20 April 2024 7:22 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan sejumlah workshop pun ikut digelar. Satu di antaranya bertajuk 'Rembug Stunting' yang diadakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sleman oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo yang hadir dalam acara tersebut mengatakan butuh komitmen dari kalurahan untuk mendukung program percepatan penurunan stunting itu. Workshop Rembuk Stunting ini dinilai sebagai bentuk upaya menyatukan langkah kita menangani stunting di Kabupaten Sleman.
"Berdasarkan ePPGBM, prevalensi stunting Sleman turun sebesar 2,37 persen sehingga menjadi 4,51 di tahun 2023 lalu, kendati begitu tetap harus kita atasi," ujar Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Jumat (19/4/2024).
Kata dia, capaian ini tidak terlepas dari kerja sama, sinergi dan kolaborasi dari Tim Percepatan Penanganan Stunting di semua tingkatan serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mendukung gerakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
Kustini menuturkan dari total kasus stunting, ada 4,93 persen atau sebanyak 108 kasus dari 2.208 kasus kejadian stunting yang berasal dari keluarga miskin.
"Dengan demikian stunting bukan hanya perkara lemahnya ekonomi namun lebih pada membangun kesadaran dan pengetahuan dalam pencegahan stunting,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa selaku Ketua TPPS. Ia menekankan agar semua pihak memperhatikan beberapa hal terkait hasil hasil Audit Kasus Stunting (AKS) Tahun 2023 di Kabupaten Sleman.
Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian semua pihak yaitu perilaku merokok di rumah tangga masih menjadi faktor determinan yaitu sebesar 64 persen.
"Selain itu pola asuh dan pemberian makanan balita dan anak masih menjadi perhatian serius karena hanya 5 persen dari kasus stunting yang berasal dari keluarga tidak mampu, artinya tidak ada masalah terkait akses pangan dalam keluarga," kata Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.
ADVERTISEMENT
Ketua Pelaksana Rembuk Stunting, Daroji menyebut kegiatan tersebut memang sebagai upaya untuk mengatasi Stunting dengan menyamakan langkah di setiap kelurahan. Kata dia, kegiatan ini melibatkan 160 orang terdiri dari semua unsur tim percepatan stunting.
"Output kegiatan ini nantinya sebagai monitoring dan evaluasi percepatan stunting dan perencanaan percepatan program stunting," pungkasnya.
(M Wulan)