Konten Media Partner

Penderita TBC di Wonosobo Meningkat

25 Maret 2023 20:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat (tengah) berdialog terkait pencegahan TBC. Foto: ari/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat (tengah) berdialog terkait pencegahan TBC. Foto: ari/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit menular Tuberculosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat kini terus bergerak cepat guna melakukan pengendalian dan pencegahan.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo Mohamad Riyanto, mengatakan, sepanjang tahun 2022, pihaknya melakukan screening terhadap 1.890 orang yang diduga TBC. Dari jumlah tersebut ditemukan 98 persen lebih yang menderita TBC.
"Hasil itu menunjukkan ada peningkatan penderita jika dibandingkan 2 tahun terakhir 2020 maupun 2021. Maka kita gencarkan gerakan Temukan TBC Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC). Ini adalah  kegiatan penemuan secara aktif dan masif, sekaligus mendorong pasien TBC untuk memeriksakan diri dan menjalankan pengobatan hingga tuntas, "katanya Sabtu (25/3/2023).
Melalui gerakan TOSS diharapkan di tahun berikutnya dan seterusnya sampai dengan batas waktu yang sudah ditargetkan eliminasi TB di kabupaten Wonosobo 2028 bisa tercapai.
Saar ini Dinkes bekerjasama dengan Yayasan Mentari Indonesia  juga melakukan screening di sejumlah OPD dan beberapa lokasi lainnya. Dimana Diskominfo Wonosobo menjadi OPD pertama yang telah dilakukan screening, sebagai bentuk kepedulian perangkat daerah terhadap pencegahan penularan TBC.
ADVERTISEMENT
“Pada prinsipnya hari TB ini kita upayakan agar kita segera melaksanakan kegiatan screening untuk menemukan kasus TB baru. Kemudian setelah ditemukan kita memberikan pengobatan secara tepat waktu dan tepat sasaran,”ungkapnya.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menuturkan, perlu usaha serius untuk pencegahan dan pengendaliannya. Salah satunya melalui penyebarluasan informasi kepada masyarakat, guna meningkatkan pengetahuan dan kepeduliannya sebagai upaya pencegahan penularan TBC yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga.
"Untuk memutus mata rantai penyebaran TBC, maka perlu meningkatkan peran serta masyarakat dan pemangku kebijakan dalam mendukung program pengendalian TBC serta menempatkan TBC sebagai isu utama di semua sektor,”katanya.
Selain itu jelas Afif, pemerintah akan terus berupaya agar masyarakat membudayakan pola hidup bersih dan sehat. Salah satunya melalui gerakan Wonosobo terbebas dari buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF). Dimana tahun 2023 ini adalah tahun percepatan untuk bisa intervensi lebih jauh, dengan membantu jamban dan septitank sehat.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, perilaku hidup sehat harus membumi jangan hanya menjadi jargon. Apa yang telah dilakukan berbagai pihak, nantinya gayung bersambut oleh pemerintah maupun masyarakat.
“Kita bangun kerjasama berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah dari sisi hulu dan hilir. Peranan dari puskesmas menjadi penting untuk mensosialisasikan pada masyarakat, terkait penyebab dan apa yang harus dilakukan masyarakat,”katanya.(ari)