Konten Media Partner

Penduduk Miskin di Jogja Bertambah 3 Ribu Orang dalam 6 Bulan

16 Juli 2022 8:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kemiskinan. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kemiskinan. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Jumlah penduduk miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kenaikan selama 6 bulan dari September 2021 hingga Maret 2022 lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, mencatat ada penambahan jumlah penduduk miskin sebanyak 3.300 orang dari bulan September 2021 hingga Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS DIY, Sugeng Riyadi mengatakan pada Maret 2022 jumlah penduduk miskin di D.I. Yogyakarta bertambah menjadi 506,45 ribu orang. Satu semester sebelumnya, pada September 2021, jumlah penduduk miskin di provinsi ini sebanyak 503,14 ribu penduduk.
"Jadi penduduk miskin ada 12,80 persen dari total penduduk D.I. Yogyakarta," tutur dia, Jumat (15/7/2022).
Sugeng menyebut, penduduk miskin di wilayah perkotaan meningkat sebanyak 5,5 ribu orang menjadi 358,66 ribu orang. Sementara penduduk miskin di wilayah perdesaan berkurang sebanyak 2,1 ribu orang menjadi 147,80 ribu orang.
Ini menunjukkan pengurangan jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih cepat. Lalu indeks kedalaman kemiskinan meningkat menjadi 2,420 dan indeks keparahan kemiskinannya meningkat menjadi 0,649.
Hasil penghitungan Susenas Maret 2021, garis kemiskinan di sebesar Rp 482.855 per kapita per bulan. Di mana garis kemiskinan makanan tercatat sebesar 350.007 rupiah per kapita per bulan dan garis kemiskinan bukan makanan
ADVERTISEMENT
Di samping itu, pada Maret lalu tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk D.I. Yogyakarta mengalami peningkatan. Kondisi tersebut tercermin dari angka rasio gini pada Maret yang tercatat sebesar 0,441 atau naik 0,004 poin dibandingkan September 2020 yang sebesar 0,437.
"Berdasarkan kriteria Bank Dunia, pada Maret, tingkat ketimpangan di D.I. Yogyakarta masih berada pada kategori ketimpangan sedang," tambahnya
Hal tersebut tercermin dari persentase pengeluaran kelompok 40 persen penduduk terbawah yang besarnya mencapai 15,44 persen dari total pengeluaran penduduk D.I. Yogyakarta.