Konten Media Partner

Pengabdian UGM yang Tak Kenal Lelah di Tengah Pandemi Corona

18 Desember 2020 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satgas COVID-19 UGM sedang melakukan rapid tes. Foto: dok UGM
zoom-in-whitePerbesar
Satgas COVID-19 UGM sedang melakukan rapid tes. Foto: dok UGM
ADVERTISEMENT
Pandemi corona memberikan dampak ke berbagai aspek kehidupan manusia. Tak hanya di bidang kesehatan saja, pandemi corona menimbulkan efek domino yang merambah ke perekonomian, pariwisata, sosial, hingga budaya juga turut merasakan dampak pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Pandemi corona membuat pertumbuhan ekonomi tersendat, sejumlah karyawan menghadapi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), dan sejumlah industri gulung tikar. Meskipun menimbulkan banyak dampak negatif, pandemi corona juga telah mempersatukan, memperkuat solidaritas dan kepedulian, serta membangkitkan kembali jiwa gotong-royong masyarakat.
Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, turut berkontribusi untuk ambil bagian membantu masyarakat dan pemerintah melawan pandemi corona. Riset dan inovasi di bidang kesehatan dilakukan sivitas akademika UGM untuk membantu Indonesia keluar dari pandemi corona.
Merespons pencegahan penyebaran virus corona di lingkungan kampus, UGM pun membentuk Tim Satgas COVID-19. Berbagai kegiatan dilakukan oleh tim yang dibentuk di masa pandemi corona ini seperti koordinasi proses isolasi mandiri sivitas akademika di Asrama Dharmaputera Baciro; penjagaan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dalam acara di lingkup UGM; penyiapan unit kerja dalam upaya pencegahan penularan Covid-19; penilaian penerapan protokol kesehatan di foodcourt, proyek konstruksi, unit kerja, dan lain-lain; serta sosialisasi adaptasi menuju kebiasaan baru di lingkungan UGM dan sekitarnya. Pada tahun 2021, UGM berencana untuk melakukan KBM Bauran di tengah pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan teknologi, UGM membentuk grup di media sosial WhatsApp untuk meringankan beban masyarakat dengan membentuk 7 grup WhatsApp. Program ini dikenal dengan nama Sambatan Jogja atau Sonjo. Sejak berdiri pada 24 Maret 2020 hingga kini telah terbentuk 7 WhatsApp group yang fokus pada bidang-bidang tertentu seperti ekonomi, pangan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya.
Tak berhenti di situ, alumni UGM juga menginisiasi program Kagama Cantelan untuk menyediakan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain Kagama Cantelan, para alumni juga membagikan paket bantuan seperti masker, multivitamin, dan handsanitizer pada ratusan pedagang pasar di wilayah Yogyakarta. Selain itu, juga menyalurkan bantuan APD ke berbagai rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan di tanah air.
ADVERTISEMENT
Logo UGM. Foto: dok UGM
Kepada para mahasiswa UGM, berbagai program pun diberikan untuk membantu menghadapi pandemi corona. Bantuan logistik diberikan pada mahasiswa yang tidak mampu dan mahasiswa yang mengalami kesulitan mengakses logistik.
Informasi selengkapnya klik di sini
Program-program kemanusiaan juga dijalankan oleh fakultas-fakultas di UGM dalam upaya meringankan beban mahasiswa dan sivitas UGM yang mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19. Bantuan tak hanya diwujudkan dalam bentuk logistik, tetapi juga dukungan fasilitas untuk kelancaran perkuliahan secara daring.
Adv
Pandemi corona tak membuat sivitas akademika UGM berhenti berkarya dan berinovasi. Selama pandemi corona ini, ada sederet inovasi yang berhasil ditelurkan oleh UGM. Misalnya, penambahan vitamin D pada kosmetik, suplemen vitamin D larut air, dan yang paling penting, electronic nose ‘GeNose’.
Alat GeNose menjadi produk inovasi untuk deteksi cepat corona berbasis kecerdasan buatan telah selesai tahap akhir dan siap untuk diproduksi secara massal. GeNose adalah sistem sensor buatan yang mampu mendeteksi seseorang terpapar virus corona melalui embusan napas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ventitalor Venindo V-01 versi high-end untuk ICU telah lolos uji kalibrasi yang dilakukan oleh tim BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan), Kementerian Kesehatan. Selanjutnya, Venindo V-01 memasuki tahap uji klinis mengikuti jejak Venindo R-03 yang lebih dahulu mengikuti uji klinis di RSUP Dr. Sardjito.
Tak sampai di situ, UGM pun diketahui tengah mengembangkan ‘Vaksin Merah Putih’. Tidak hanya sedang mengembangkan kandidat vaksin untuk SARS-Cov 2, tetapi sekaligus mengembangkan karbonat apatit sebagai ajuvan vaksin. Sampai saat ini, hanya alum yang mendapat persetujuan dunia sebagai ajuvan vaksin.
UGM berkomitmen untuk melewati pandemi corona dengan memasuki era universitas global yang lebih terbuka. Sivitas akademika tak kenal lelah untuk melakukan riset dan inovasi yang mampu memajukan Indonesia. Di ranah pengabdian masyarakat, UGM akan terus menjadi sumber ide dan model solusi untuk persoalan-persoalan kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat yang saling bergotong-royong dan memberikan kontribusi sesuai kekhasan budaya masing-masing.
Kontribusi UGM mengatasi pandemi corona. Foto: dok UGM
Kontribusi UGM mengatasi pandemi corona. Foto: dok UGM
Kontribusi UGM mengatasi pandemi corona. Foto: dok UGM
Kontribusi UGM mengatasi pandemi corona. Foto: dok UGM