Pengakuan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi yang Jadi Tersangka soal Penggundulan

Konten Media Partner
27 Februari 2020 7:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketiga tersangka susur sungai SMPN 1 Turi di Polrrs Sleman.
zoom-in-whitePerbesar
Ketiga tersangka susur sungai SMPN 1 Turi di Polrrs Sleman.
ADVERTISEMENT
Penampilan tiga pembina pramuka yang berstatus tersangka tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Sleman menjadi sorotan. Akun media sosial resmi milik PGRI menyampaikan keberatannya jika tersangka tampil dengan kepala gundul. Sontak cuitan tersebut memancing beberapa reaksi publik yang juga tak setuju dengan perlakuan itu. Tersangka pun angkat bicara perkara mereka tampil di hadapan publik dengan kondisi gundul.
ADVERTISEMENT
IYA (36) mengatakan bahwa gundul tersebut merupakan inisiatifnya sendiri. Menurutnya akan lebih mudah ia terlihat oleh publik jika tampil dengan kepala gundul.
"Jadi kalau gundul itu memang permintaan kami, jadi pada dasarnya demi keamanan karena kalau saya tidak gundul banyak yang melihat saya itu (mudah dikenali)," kata IYA di Mapolres Sleman, Rabu (26/2/2020).
Mereka juga tidak ingin dibedakan dengan tahanan lain. Sebab di dalam sel semua tahanan berpenampilan sama. Menurut IYA, keseragaman penampilan itu berkaitan dengan keselamatannya di tahanan.
"Kami merasa jauh lebih aman jika sama dengan tahanan lain, baju kami juga minta diseragamkan dengan tahanan lain supaya bisa membaur," ungkapnya.
IYA juga menegaskan pada publik bahwa selama proses hukum, polisi tidak melakukan tekanan. Bahkan dia terus diberi dukungan.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak ada masalah, kami tidak ditekan, tidak dipukuli. Saya malah diperlakukan baik, bahkan petugas setiap datang ke tempat saya, kami bertiga pasti di-support diberi dukungan moral sehingga hati kami semakin kuat," katanya.
Sementara itu, R, tersangka lainnya juga mengatakan bahwa penampilannya yang gundul murni atas keinginan sendiri tanpa paksaan atau tekanan dari siapa pun. Ia bahkan tidak mempermasalahkan dengan penampilan yang ada saat ini.
"Kami tidak masalah digunduli termasuk pakaian kami juga disamakan dengan tahanan lainnya. Kalau di dalam sama dan gundul semua kan yang di luar sana tidak begitu mengenali kami," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, organisasi profesi guru melalui media sosial mengecam tindakan polisi yang mencukur gundul tiga tersangka tragedi susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman yang menewaskan 10 siswi. Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai perlakuan polisi terhadap ketiga tersangka tersebut berlebihan.
ADVERTISEMENT
Usai cuitan itu ramai Polda DIY mengatakan langsung melakukan pemeriksaan anggota Polres Sleman yang melakukan penggundulan itu.