Konten Media Partner

Pengembangan Desa Wisata di Temanggung Terlalu Dipaksakan

29 Oktober 2019 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembangunan di sebuah desa. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangunan di sebuah desa. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Temanggung dari Fraksi Gerindra, Chakiem Harmoko, mengatakan bahwa program Pemkab Temanggung kaitannya dengan pengembangan desa wisata perlu dikaji ulang. Lantaran, dari pengamatannya meski tidak menyebut langsung nama sejumlah desanya tapi menurut dia, ada yang terkesan terlalu dipaksakan.
ADVERTISEMENT
"Dari pandangan kami justru banyak desa yang mempunyai potensi wisata tapi belum tersentuh. Namun sebaliknya banyak desa yang sebenarnya tidak mempunyai potensi justru terlalu memaksakan membangun destinasi wisata. Akhirnya hanya sesaat saja dikunjungi wisatawan tapi selanjutnya sepi pengunjung,"ujarnya Selasa (29/10/2019).
Menurut dia, supaya tidak lagi terjadi hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Temanggung diminta untuk mendampingi desa yang sebenarnya mempunyai potensi wisata untuk membuat master plan. Melalui perencanaan matang maka diharapkan tidak lagi terjadi program yang sia-sia, tapi benar-benar mengena di masyarakat dan bermanfaat secara sosial ekonomi dalam jangka panjang berkesinambungan serta berkelanjutan.
"Seharusnya ada perencanaan matang yang tentunya berdasarkan pada kondisi lapangan, apakah layak sebagai desa wisata atau tidak. Setelah terbentuk desa wisata maka pemerintah dapat mempromosikan dengan membuat paket wisata disertai pelayanan profesional,"katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk membuat desa wisata harus benar-benar ada program dengan karakter kuat ditopang sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Melalui SDM yang baik semua potensi di desa wisata tersebut akan benar-benar tereksplorasi dengan baik sehingga keberadaan destinasi wisata bisa menyedot wisatawan.
Apabila semua lini sudah disiapkan dengan baik dan profesional maka harapan untuk menjadikan desa wisata sebagai sumber asli pendapatan daerah dapat terwujud. Harus ada kesinambungan antar semua elemen mulai dari kesiapan desa, masyarakatnya, termasuk pemerintah yang bisa didelegasikan melalui Dinas Pariwisata.
Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq, pun sempat mengkritisi keberadaan sejumlah desa wisata di wilayahnya, sebab dirasa terlalu monoton. Hampir semua desa wisata yang ada menawarkan konsep sama, yakni gardu pandang yang tentu saja akan membosankan bagi pelancong.
ADVERTISEMENT
"Setiap desa wisata harusnya bisa menawarkan sesuatu dengan konsep yang berbeda. Tapi di sini kebanyakan gardu pandag seperti Kembang Arum dan Wagir Bawang semuanya menawarkan gardu pandang padahal letaknya bersebelahan. Seharusnya misal yang di sini gardu pandang yang di sana home stay biar ada variasi,"terangnya. (ari)