Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Penuhi Hak Korban, Media Harus Bijak Beritakan Kekerasan Perempuan dan Anak
14 November 2024 20:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Fenomena kekerasan terhadap perempuan menurun karena perempuan saat ini semakin berani speak up.
ADVERTISEMENT
Pemkot Yogyakarta pada kinerjanya menjaga perempuan dari tindakan kekerasan menggelar Seminar Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta di Ruang Kunthi, Komplek Balai Kota Yogyakarta, Kamis 14/11/2024.
Mengambil tema “Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan”, acara ini menjadi wadah bagi berbagai pihak untuk berdiskusi dan berbagi informasi terkait upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan.
Kepala DP3AP2KB Kota Jogja, Retnaningtyas menyampaikan, berdasarkan data yang di peroleh melalui Data Kasus Rifka Annisa pada tahun 2023 terjadi penurunan aduan yang cukup signifikan.
“Jumlah aduan menurun secara signifikan terhitung dari tahun 2020 ada 967 aduan, pada tahun 2023 menjadi 696 aduan, kasus tertinggi terjadi pada KTI (Kekerasan terhadap Istri), Tertinggi Kedua terjadi pada kekerasan seksual seperti Pelecehan Seksual dan Perkosaan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Retnaningtyas menyebut, seminar yang di gelarnya kali ini sudah diadakan pihaknya beberapa kali mulai 7 November 2024.
Yang pertama, peserta yang disasar adalah para pemangku kepentingan, disusul dengan masyarakat secara umum.
“Ini hari ketiga kami mengundang teman-teman media. Kami berharap media juga berperan membantu memberitakan ke masyarakat secara luas, memahamkan kepada masyarakat tentang arti pentingnya sebuah kekerasan, penanggulangannya, pencegahannya, seperti apa ke mana harus melapor dan lain sebagainya sehingga kami mengajak kerja sama dengan teman-teman media ini untuk memberikan edukasi juga kepada masyarakat terkait dengan pentingnya perlindungan terhadap perempuan juga anak,” terangnya.
Retnaningtyas menambahkan, pentingnya jurnalis bisa menulis secara berimbang serta melindungi identitas korban dalam memberitakan berita terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak.
ADVERTISEMENT
Karena selama ini menurut dia ada pemberitaan yang terkait dengan korban perempuan dan anak, yang justru korbannya yang lebih di-blowup nama dan latar belakangnya, tetapi malah pelakunya yang ditulis hanya inisialnya saja.
“Harapan kami ke depannya akan mulai berubah, karena korban harus dilindungi,” ucap Retnaningtyas.
Retnaningtyas menjelaskan, dalam pelaksaan mengurangi kekerasan terhadap perempuan di kota Yogyaklarta. Pihaknya bekerja sama dengan beberapa OPD dan instansi terkait.
Selain membentuk lembaga-lembaga, kader-kader yang ada di masyarakat untuk memberikan pendampingan pendampingan secara langsung kepada masyarakat.
Acara yang digelar secara hybrid ini melibatkan berbagai organisasi pers, dan dihadiri wartawan dari berbagai media, termasuk media kampus.
Melalui seminar ini, diharapkan dapat terbangun sinergi yang kuat antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan bagi perempuan di Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Penulis : Len