Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Penutupan Patung Bunda Maria, Komisi HAK Jogja Barat: Jangan Terprovokasi
26 Maret 2023 20:53 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Suasana di Pedukuhan Degolan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo terbilang cukup kondusif setelah viralnya video yang menunjukkan penutupan Patung Bunda Maria di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa St.Yakobus.
ADVERTISEMENT
Ketua RW 28 Dusun Degolan, Wagino, menyebut patung Bunda Maria itu murni ditutup karena keinginan dari pemilik rumah doa pada Rabu (22/3/2023) lalu meskipun sebelumnya memang sempat ada organisasi massa (ormas) yang membawa aspirasi masyarakat soal patung yang cukup besar itu.
"Kalau disini adem ayem, tidak ada masalah (sebelum penutupan patung Bunda Maria). Aslinya yang menutup ini keluarga, pemiliknya," kata Ketua RW 28 Dusun Degolan, Wagino, Minggu (26/3/2023).
Wagino tak menyebutkan secara detail tujuan ormas yang datang tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa kedatangan ormas itu tidak ada hubungannya dengan penutupan patung Bunda Maria yang dilakukan saat bulan Ramadhan itu.
Terkait alasan penutupan itu sendiri, menurutnya karena pemilik belum menyelesaikan urusan perizinan atas bangunan itu. Sehingga sang pemilik berinisiatif untuk menutupnya sementara waktu sambil menunggu surat izin itu selesai diurus.
ADVERTISEMENT
"Setau saya perizinan (bangunan) ini baru proses. (Saat penutupan) selain saya, ada pak polisi dan tukang 4 yang (bertugas) menutup," jelasnya.
Sementara Prodiakon Paroki Administratif Santa Maria Mater Dei Bonoharjo, FX Surip menjelaskan pembangunan rumah doa Sasana Adhi Rasa St.Yakobus itu berada di lahan pribadi seluas kurang lebih 700 meter dan berhadapan dengan tempat ibadah masjid.
Surip menyebut masyarakat setempat tidak pernah mempermasalahkan posisinya. Bahkan aktivitas keagamaan dan silahturahmi yang terjalin juga cukup baik selama ini.
"Kalau (posisi patung Bunda Maria) di situ sebenarnya tidak ada masalah dengan masyarakat di sini, nggak ada apa apa, betul, kondusif sekali. Untuk kegiatan sebelah masjid itu juga berlangsung dengan lancar dan baik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, tak dipungkiri bahwa persoalan penutupan patung Bunda Maria itu telah menimbulkan ragam polemik di kalangan publik. Bahkan banyak yang mengaitkannya dengan provokasi ormas yang sempat mendatangi pemilik rumah doa tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Hubungan Antar Keagamaan dan Kepercayaan (HAK), Kevikepan Jogja Barat, Bella Riantata berharap masyarakat setempat tidak mudah terprovokasi dengan pemberitaan yang ada. Mereka hadir untuk memberikan dukungan kepada masyarakat setempat agar selalu menjaga kerukunan umat beragama.
"Jangan mudah terprovokasi. Jadi silaturahmi ini yang penting tercipta kedamaian di Degolan. Tetap terjaga hubungan antar umat beragamanya juga tetap terjalin. Persaudaraannya terjamin, sehingga antar umat beragama saling mendukung satu dengan yang lain," ujar Bella.
Sementara anggota HAK lainnya, Ignatius Suryadi meyakini polemik patung Bunda Maria itu awalnya diprovokasi oleh pihak luar yang memiliki tujuan tidak baik. Pasalnya, masyarakat setempat justru akan memiliki pemikiran untuk bagaimana selalu menjaga kerukunan umat beragama di wilayahnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada gangguan-gganguan agama itu berasal dari luar area. Orang yang tidak peduli sebetulnya dengan lingkungan. Orang yang peduli dengan kepentingan lingkungan isinya ya membuat persahabatan baik, suasana kondusif, pembangunan maju itu selalu begitu pemikirannya. Hanya kadang-kadang dunia kita ini sering tercampur aduk. Kepentingan ekonomi kepentingan politik dan urusan agama ini yang paling mengerikan. Semoga tidak terjadi lagi dimana lagi," tandasnya.