Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Penyandang Disabilitas Asal Jogja Pamerkan Desain Batik Karyanya
12 Desember 2022 20:13 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menjadi penyandang disabilitas memang tak menghambat untuk Widji Astuti untuk terus berkarya. Pemilik Serodja Widji Batik , adalah perempuan muda pengrajin batik-sekaligus pengusaha muda penyandang disabilitas asal Yogyakarta ini memang patut diacungi jempol.
ADVERTISEMENT
Perempuan penyandang disabilitas ini mampu membuat batik dengan teknik lukisan air Suminagashi Jepang. Sebuah teknik lukisan yang sebenarnya memiliki kesulitan tingkat tinggi. Namun perempuan muda ini memulai teknik ini untuk mengatasi kurangnya ketangkasan jarinya.
Batik karyanya pun diboyong oleh dua pengusaha muda lainnya ke fashion show Festival Kreatif Inklusif di Semarang. Perempuan muda ini berkolaborasi dengan dua merek usaha milik pengusaha muda lainnya, yaitu Mochamad Bayu Noviantoro dan Alifati dari Semarang.
"Kami berkolaborasi untuk mengembangkan koleksi fesyen baru bernama Tutur Batin yang dipertunjukkan dalam fesyen show kali ini," tutur Widji.
Batik lukisan air karya Widji telah menginspirasi Bayu dan Alif untuk merancang pakaian baru yang indah beserta aksesorinya. Puput (Rizqy Puput Isnaini) dan Zul (Ahmad Zulfikar Fauzi) adalah desainer grafis muda dan pemilik merek usaha "Artshine" dan "Zulfikar Artem.
ADVERTISEMENT
Kelainan otot (Muscular Dystrophy) yang mereka alami sejak lahir tidak pernah menghalangi mereka berdua untuk mengejar impian dan kariernya. Untuk show kali ini, Puput menggandeng Risa Maharani Basic dari Semarang dan Silly dari Yogyakarta untuk membuat koleksi busana baru.
Sementara Puput dan Zul juga bekerja sama mengadakan workshop melukis selama Festival berlangsung. Kolaborasi ini telah diorkestrasikan oleh program Kita Muda Kreatif UNESCO-Citi Foundation yang membimbing wirausaha kreatif muda sejak tahun 2017.
Selain keterampilan bisnis dasar dan kesadaran warisan budaya, program ini juga menanamkan nilai-nilai seperti kelestarian lingkungan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial. Memasuki tahun keenam pelaksanaannya pada Desember 2022, program ini secara sadar mendorong kolaborasi dengan penyandang disabilitas.
“Saya terkesan bagaimana Widji bekerja keras dan menginspirasi saya dengan ide-ide kerennya,” kata Bayu.
ADVERTISEMENT
Setelah kolaborasi ini, ia yakin bahwa setiap orang adalah sama dan setara meskipun kemampuan fisiknya berbeda. Ini hanya masalah memberi mereka dukungan yang tepat agar kreativitas dan kapasitas mereka bisa melejit. Bayu berharap ada lebih banyak inisiatif semacam ini di masa mendatang.
Zul juga setuju bahwa Festival Kreatif Inklusif telah memperluas jaringannya dan memotivasi dirinya untuk berbuat lebih banyak. Akses kolaborasi adalah hal yang paling mereka butuhkan untuk bisnis yang sedang ditekuni.
Kepala Unit Budaya, UNESCO Jakarta Moe Chiba mengatakan dirinya mengandalkan kreativitas anak muda Indonesia untuk menciptakan lebih banyak peluang baru bagi penyandang disabilitas.
Menurutnya, penyandang disabilitas merupakan bagian terpadu dari masyarakat ini. Potensi mereka untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi lokal sangat besar dan sama pentingnya. Pihaknya sangat bangga dengan langkah yang telah diambil oleh para penerima manfaat ini.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap Pemerintah Indonesia akan terus melihat semua anak muda ini sebagai aset negara. Bisnis di abad ke-21 tidak boleh mengabaikan aspek kelestarian lingkungan dan inklusi sosial," tambahnya.
Program Kita Muda Kreatif telah menantang para wirausahawan muda untuk berpikir lebih dari hanya sekadar menghasilkan pendapatan saja tetapi juga bagaimana pekerjaan mereka dapat berkontribusi pada berbagai tujuan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan.