Penyandang Disabilitas Tuli di Temanggung Dilatih Seni Stensil Seniman Jogja

Konten Media Partner
28 Desember 2020 7:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komunitas Tuli Temanggung mengikuti pelatihan membuat stensil dari seniman Yogyakarta. Foto: ari/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komunitas Tuli Temanggung mengikuti pelatihan membuat stensil dari seniman Yogyakarta. Foto: ari/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Belasan penyandang disabilitas tuli di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah yang tergabung dalam Komunitas Tuli Temanggung Bersenyum mendapat pelatihan seni stensil. Pelatihan digagas oleh sejumlah seniman yang tergabung dalam Graphic Victims Yogyakarta didukung oleh Komunitas Kampung Dongeng Temanggung.
ADVERTISEMENT
Dari pelatihan ini diharapkan bisa mendorong penyandang disabilitas tuli untuk berkesenian. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa sahabat tuli juga bisa berkarya layaknya orang normal. Terbukti dari hasil karya mereka sangat bagus dan layak diapresiasi pada kegiatan yang diselenggarakan di Sekretariat Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jalan Gajah Mada Temanggung tersebut.
Koordinatir Graphic Victims, yang juga seorang seniman grafis kenamaan Indonesia, Digie Sigit mengatakan, seni stensil merupakan salah satu teknik dalam seni grafis, yang merupakan bagian atau varian dari seni rupa. Karya Sigit pun selama ini telah mendunia, bahkan ada yang dijadikan perangko di negara Austria. Ia berharap melalui pelatihan, disabilitas tuli bisa mengambil manfaat dari pengalaman estetika ini.  
ADVERTISEMENT
"Biasanya kita kenal hanya dua, yaitu seni lukis dan patung tetapi sebenarnya ada satu lagi seni grafis atau seni cetak, salah satu tekniknya dengan stensil ini. Kami berharap nantinya teman-teman sahabat tuli bisa mengambil manfaat dari pengalaman estetika ini. Setidaknya untuk dijadikan bahan membangun semangat bersama," ujarnya ditemui di Sekretariat Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Maron Temanggung, Minggu (27/12/2020).
Menurut dia, pemberian pelatihan itu merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moral seniman untuk membagikan ilmunya kepada masyarakat luas. Sigit berharap ke depan generasi penerus Indonesia bisa hidup lebih baik. Melalui pelatihan ini membuktikan bahwa para penyandang disabilitas tuli pun bisa berkarya dan yang membedakan hanya perbedaan metode komunikasi saja.
Informasi selengkapnya klik di sini
Dikatakan, dalam pelatihan seni stensil para peserta harus membuat cetakan dari kertas dengan cara melubangi kertas sesuai gambar yang diinginkan. Lalu cetakan itu ditempelkan pada kanvas dan kemudian disemprot menggunakan cat warna warni.
ADVERTISEMENT
"Seni stensil ini cukup sederhana dan bisa menyadarkan kita kalau membuat karya tidak sesulit yang dibayangkan dan ini bagian kita mendekatkan aktivitas kesenian ke publik. Saya merasa bersyukur bisa bertemu dengan sahabat tuli Temanggung karena ada satu garis merah yang yaitu bahasa visual. Karena apapun disiplin ilmunya memiliki benang merah," katanya.
Selain dilatih berkesenian, pada kesempatan tersebut Komunitas Kampung Dongeng Temanggung yang menceritakan tentang kerajaan Mataram. Supaya dimengerti oleh penyandang disabilitas ada penerjemah bahasa isyarat. Program mandiri ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh komunitas lain sebagai bagian dari membangun Indonesia agar lebih baik dan lebih maju.  
Ketua Komunitas Tuli Temanggung Bersenyum Dwi Kusuma (24) Wirawan dalam bahasa isyarat yang diterjemahkan seorang penerjemah bernama Susi (35) mengaku sangat senang dan berterimakasih atas pelatihan seni stensil ini. Lantaran, dengan pelatihan ini mereka mendapatkan ilmu baru.
ADVERTISEMENT
"Kami merasa senang ada kesempatan pelatihan ini bersama dengan komunitas Kampung Dongeng dan Graphic Victims yang telah mengajak teman-teman tuli Temanggung untuk mendapatkan ilmu baru. Kami berharap teman-teman tuli yang lain bisa mendapatkan pelatihan yang sama," katanya. (ari)