Konten Media Partner

Perikanan UGM Lepas Ribuan Ekor Ikan Sidat

13 April 2018 22:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perikanan UGM Lepas Ribuan Ekor Ikan Sidat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM melepasliarkan ribuan ekor ikan sidat (Anguilla Sp) di berbagai sungai di DI Yogyakarta. “Sebanyak 160 kg ikan sidat muda dengan ukuran rata-rata 20 gram per ekor dilepasliarkan di sungai-sungai yang ada di DI Yogyakarta,” kata dosen Departemen Perikanan UGM Sukardi di Sungai Serang, Kulonprogo, Kamis (12/4/2018).
ADVERTISEMENT
Sukardi mengatakan pelepasliaran ikan sidat atau yang dikenal dengan nama Pelus oleh masyarakat Jawa ini merupakan bagian dari upaya menjaga dan pengkayaan populasi. Pasalnya keberadaan ikan ini semakin sulit ditemukan di alam karena populasinya semakin menurun.
Penurunan populasi ikan sidat ini, menurut Sukardi, disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penangkapan yang semakin intensif, penurunan kualitas habitat tempat hidup, hingga banyaknya bendungan atau bangunan melintang sungai yang merupakan jalur migrasi sidat.
Adapun sidat merupakan salah satu jenis ikan katadromus hidup di dua perairan. Ketika usia muda sampai dewasa hidup di sungai (air tawar). Selanjutnya saat akan berkembang biak sidat turun ke laut karena larvanya hidup di air asin. “Sampai saat ini ikan sidat belum dapat dikembangbiakan, sehingga benihnya masih sangat tergantung dari alam,” katanya.
ADVERTISEMENT
Persoalan tersebut mendorong Departemen Perikanan UGM bekerjasama dengan PT. Iroha Sidat Indonesia melakukan pelepasliaran sidat pada tanggal 9-10 April 2018 di sejumlah sungai Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. Pelepasliaran di Kabupaten Bantul dilakukan di empat lokasi yakni bendungan Blawong, bendungan Puton, bendungan Bendo, dan bendungan Tegal.
Sementara di Kabupaten Kulonprogo masing-masing dilakukan di sungai Progo desa Salamrejo, bendung Jelok Sentolo, Sungai Serang masing-masing di desa Clereng dan Secang. “Pelepasliaran sidat kali ini merupakan tahun ketiga yang sudah kita laksanakan,” tuturnya.
Sukardi menyampaikan pelepasliaran dilakukan untuk pengkayaan populasi sehingga diharapkan sidat yang telah dilepas tidak ditangkap terlebih dahulu. Hal ini sebaiknya dilakukan agar sidat yang dilepas dapat menjadi induk dan menghasilkan anakan yang lebih banyak. (arif wahyudi)
ADVERTISEMENT