Konten Media Partner

Pernikahan Putra Mahkota Pura Pakulaman, Persewaan Baju Peranakan Laris Manis 

6 Januari 2019 15:09 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pernikahan Putra Mahkota Pura Pakulaman, Persewaan Baju Peranakan Laris Manis 
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pernikahan putera Mahkota Pura Pakualam Yogyakarta, Bendara Pangeran Hario (BPH) Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya bertajuk Dhaup Ageng yang resepsinya  digelar Sabtu-Minggu 5-6 Januari 2019 turut membawa dampak positif bagi persewaan baju tradisional adat khas Jawa, yang biasa disebut Peranakan.
ADVERTISEMENT
Baju peranakan merupakan busana gaya Mataraman Yogyakarta yang biasa dikenakan para abdi dalem Keraton. Terdiri dari baju surjan motif lurik dengan warna dasar biru tua, kain jarik untuk bawahannya, serta blangkon untuk laki-laki.
Salah satu toko busana tradisional di Yogyakarta yang ikut ketiban rejeki laris manis persewaan dan penjualan baju peranakan yakni Toko Koesaeri. Toko ini beralamat di kawasan Wijilan, yang menjadi sentra kampung gudeg di Yogya.
"Banyak yang sewa (baju peranakan), tapi nggak sedikit juga yang beli untuk acara (Dhaup Ageng) itu," ujar Tri, pemilik generasi kedua Toko Koesaeri (5/1).
Tri, menuturkan yang menyewa dan membeli baju peranakan itu dari berbagai kalangan. Dari para tamu undangan, pejabat, hingga wartawan. 
ADVERTISEMENT
Dalam acara Dhaup Ageng yang dilangsungkan di komplek Pura Pakualaman itu, memang hampir sebagian tamu diwajibkan mengenakan baju peranakan. Tak terkecuali para awak media yang meliput. Hal yang sama berlaku di dalam komplek Keraton Yogyakarta jika ada acara tertentu di mana menyangkut acara tradisi dan turut dihadiri raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Tri menuturkan menjelang Dhaup Ageng itu, setidaknya sudah ada seratusan baju peranakan ludes disewa. Biaya sewa baju peranakan komplit berkisar Rp 70-100 ribu. Masa sewanya pun fleksibel, sampai acara yang diikuti selesai.
Tri menuturkan selain banyak yang menyewa baju peranakan untuk menghadiri acara itu, banyak pula yang membeli busana itu. Harga satu set busana itu berkisar sekitar Rp 350-375 ribu. Namun jika ingin lebih komplit dengan sabuk tebal, selop, sampai keris maka harganya bisa mencapai Rp 500-600 ribu. Namun harga ini bisa variatif tergantung kain serta kualitas keris yang dipilih. 
ADVERTISEMENT
"Untuk surjan dan keris semua diproduksi sendiri," ujar Tri.
Toko Koesaeri sendiri telah lama eksis di Yogya yakni sejak tahun 1960 silam. Toko ini sudah sangat dikenal sebagai salah satu pusat penjualan dan persewaan busana tradisional khususnya baju peranakan. Toko Koesaeri boleh dibilang sebagai pelopor persewaan pakaian tradisional di Yogyakarta, karena dulunya di Yogya belum ada yang memulai bisnis ini. Toko ini sendiri telah dikelola tiga generasi.
Berada di kawasan Wijilan yang merupakan sentra gudeg di Kota Yogyakarta, toko ini pun bisa diakses gampang menggunakan mobil, motor maupun kendaraan tradisional contohnya becak dan andong. (atx/adn)