Pertamina Sebut Ada Perubahan Pola Konsumsi BBM di Jateng dan Jogja saat Nataru

Konten Media Partner
11 Januari 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembelian BBM di Pom Bensin. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembelian BBM di Pom Bensin. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Satuan Tugas (Satgas) BBM dan LPG Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) bentukan PT Pertamina mencatat sejumlah konsumsi BBM, LPG dan Avtur mengalami pola konsumsi yang berbeda dibandingkan pola konsumsi pada momen Nataru di tahun-tahun sebelumnya untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
ADVERTISEMENT
Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menjelaskan momen Nataru kali ini, puncak konsumsi BBM jenis Gasoline di Jawa Tengah dan DIY terjadi lebih awal yaitu di tanggal 21 Desember 2021.
“Bila pada tahun-tahun sebelumnya puncak konsumsi Gasoline berubah," ujar dia.
Ia mengakui jika biasanya puncak konsumsi Gasoline terjadi di tanggal 24 & 29 Desember namun kini terjadi lebih awal, yaitu di tanggal 21 & 27 Desember 2021. Begitupun untuk puncak konsumsi arus balik pasca momen Nataru, biasanya terjadi di tanggal 5 Januari 2022, pada tahun ini maju lebih awal, yaitu di tanggal 4 Januari 2022.
Menurutnya, konsumsi tertinggi Gasoline terjadi pada tanggal 4 Januari 2022, yaitu 14.942 kiloliter/hari atau naik 16% ,kemudian diikuti peringkat konsumsi kedua dan ketiga tertinggi selama satgas ada di tanggal 7 serta 21 Desember 2021 dengan angka konsumsi yang sama yaitu 14.414 kiloliter/hari atau naik 12%.
ADVERTISEMENT
"Ketiga tanggal konsumsi tersebut dibandingkan dengan angka rata-rata harian normal di bulan Oktober 2021 yaitu 12.826 kiloliter/hari ,” tambah Brasto
Terkait konsumsi LPG, selama masa Satgas 2022 Pertamina mencatat puncak konsumsi LPG di Jawa Tengah dan DIY terjadi di H-2 Natal dan H-2 Tahun Baru yaitu 4.681 metrik ton/hari pada 23 Desember 2021 dan 4.643 metrik ton/hari pada 30 Desember 2021. Jumlah ini naik 7,4% dan 6,5% dibandingkan rata-rata penyaluran harian normal di bulan Oktober 2021, yaitu 4,358 metrik ton/hari.
“Berbeda dengan pola konsumsi Gasoline, untuk pola puncak konsumsi LPG polanya masih sama dengan konsumsi LPG di tahun-tahun sebelumnya,” rincinya.
Sementara itu, untuk lonjakan konsumsi avtur di empat bandara di wilayah Jawa Tengah dan DIY, yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adi Sumarmo Boyolali, Bandara Adi Sucipto Sleman, dan Bandara Yogyakarta International Airport Kulonprogo.
ADVERTISEMENT
Brasto mengungkapkan, Presentase konsumsi Avtur menjadi presentase yang terbesar dibanding kenaikan produk BBM dan LPG, konsumsi Avtur di tanggal 8 Desember 2021 naik hingga 119% dengan angka 229 kiloliter/hari, kemudian diikuti oleh kenaikan di tanggal 23 Desember 2021 sebesar 213 kiloliter/hari dengan presentase 103% lalu terjadi kembali di 28 Desember 2021 yaitu 217 kiloliter/hari dengan presentase 109%.
"Ketiga presentase tersebut didapat dari pembanding rata rata harian normal di bulan Oktober 2021 yaitu dari 104 kiloliter/hari," ujar Brasto.
Sama seperti produk Gasoline, pola puncak konsumsi Avtur di Nataru kali ini juga mengalami pergeseran waktu. Konsumsi cenderung maju lebih awal, yaitu di tanggal 8 Desember 2021 dibandingkan dengan momen Nataru tahun sebelumnya, puncak konsumsi Avtur baru terjadi pada tanggal 16 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Satgas Nataru juga mencatat beberapa kota yang terjadi lonjakan konsumsi cukup signifikan selama periode satgas tanggal 29 November hingga hari ini (10/01) dan dibandingkan dengan rata-rata harian konsumsi pada masing-masing kota.
Kota dengan kenaikan tertinggi untuk produk BBM Gasoline adalah Kota Yogyakarta naik 6,6% lalu Kabupaten Bantul naik 7% dan disusul Kabupaten Banyumas naik 6,1% lalu untuk LPG adalah Kabupaten Kulonprogo 5,9% kemudian Kota Salatiga 4,6% dan terakhir Kabupaten Brebes 3,9%.
Kemudian untuk bandara dengan konsumsi avtur tertinggi adalah Bandara Yogyakarta International Airport Kulon Progo naik 48% , Bandara Ahmad Yani Semarang yang naik 47% dan diikuti oleh Bandara Adi Soemarmo, Boyolali yang naik 42%.