Konten Media Partner

Pertanian Apung Jadi Solusi Tanam Padi di Lahan Gambut

4 Januari 2023 19:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prototipe sistem tanam padi apung yang dikembangkan UMY di lahan gambut. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Prototipe sistem tanam padi apung yang dikembangkan UMY di lahan gambut. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Indonesia disebut akan kehilangan lahan subur sebanyak 1.400 hektare di Pulau Jawa. Kondisi ini tentu mengancam ketahanan pangan nasional jika tidak ada solusi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah didorong mencari alternatif luas lahan yang lain untuk tanaman pangan. Di mana kebetulan yang paling banyak tersedia adalah lahan marginal alias lahan yang tidak subur di mana biasanya sama sekali tidak bisa ditanami padi.
"Jadi ada dua persoalan lahan di tanah air. Di mana lahan produktif di Jawa sudah banyak berkurang dan ada lahan marginal atau lahan yang kurang subur termasuk lahan gambut berada di luar pulau Jawa. Di lahan marjinal ini banyak yang beranggapan tidak bisa ditanami padi," ujar Rektor UMY Gunawan Budiyanto, Rabu (4/1/2023).
Salah satu contoh lahan marjinal adalah lahan gambut. Di mana ciri lahan gambut itu pada umumnya adalah kondisinya yang selalu tergenang dan dipengaruhi oleh oleh pasang surut air laut dan juga air sungai.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, kami UMY lantas berupaya mencari solusi bagaimana lahan marjinal seperti lahan gambut tersebut tetap bisa ditanami padi," tutur dia.
Melalui sebuah penelitian yang berkelanjutan akhirnya mereka mampu menciptakan sistem tanam padi terapung dengan menggunakan rakit. Di mana Sistem ini sebenarnya sudah dikembangkan sebelumnya di Pekalongan Jawa Tengah.
"Hanya saja di sana ada kelemahan karena tidak menggunakan bahan dari lokal dan bahannya habis pakai. Kalau rusak ya sudah tidak bisa diapa-apain harus ganti yang baru. Kalau kita kembangkan dengan potensi lokal, misalnya rakitnya menggunakan bambu," ujar dia.
Dengan sistem tanam padi terapung ini, pihaknya mampu memberi solusi kepada masyarakat yang berada di lahan marjinal. Mereka tidak lagi kesulitan mendapatkan beras karena bisa menanamnya sendiri. Padahal biasanya untuk membeli beras, mereka harus menjual ubi atau bahkan memotong pohon.
ADVERTISEMENT
"Di Green House UMY, kami juga membuat prototipe sistem tanam padi mengapung ini," terangnya.
Panen padi dari sistem pertanian apun UMY. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
Tenaga Ahli Pertanian UMY, Ki Mulyono menerangkan sistem yang mereka kembangkan sebenarnya sederhana, karena mereka hanya membuat rakit yang ditanami padi. Rakit tersebut terbuat dari bambu di mana agar bisa mengapung dengan alas terbuat karet spon ati.
"Spon ati tersebut kemudian dilubangi untuk tempat gelas air mineral," kata dia.
Di dalam gelas air mineral tersebut kemudian diisi media tanam sederhana. Media tanam tersebut terdiri dari 50 persen bulu ayam dan 50 persen sisanya adalah formula kompos yang digunakan sebagai nutrisi.
"Nah kalau komposnya ini campuran dari serbuk gergaji kayu, kotoran ternak, rumput yang mengambang di air dan diformulasikan dengan tetes tebu," terangnya.
ADVERTISEMENT