Konten Media Partner

Soal Pesta Seks di Sleman, Sultan Hamengku Buwono X: Sedih Aku

15 Desember 2018 13:19 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengaku sedih dengan pesta seks yang terjadi di salah satu homestay di kawasan Condongcatur, Depok, Sleman. Sultan heran kenapa pesta seks tersebut bisa terjadi di Yogyakarta yang sangat menjunjung tinggi norma kesopanan dan unggah-ungguh tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sedih aku, di Jogja kok bisa terjadi seperti itu? Saya enggak mengerti gitu lho," tutur Sultan saat meresmikan Balai Desa Catur Tunggal, Depok, Sleman, Sabtu (15/12).
Ia berharap kasus pesta seks yang ada di Sleman menjadi yang pertama dan terakhir serta jangan terjadi lagi. Kendati demikian, Sultan mengaku kesulitan untuk memantau satu persatu aktivitas warga. Ia meminta kepada masyarakat memiliki iktikad cara berpikir seperti itu.
Menurut Sultan, pesta seks tersebut justru merupakan penistaan terhadap dirinya sendiri. Pesta tersebut tidak beradab dan sangat memalukan dengan pola pikir pelaku pesta seks tersebut. Hal tersebut bertolak belakang dengan norma yang ada terutama di DIY yang sangat kental dengan nilai-nilai luhur.
"Cara menanggulangi? Kene ngawaasi siji-siji yo raiso (pihak sini tidak bisa mengawasi satu-satu)," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Satu-satunya cara untuk menanggulangi peristiwa tersebut agar tidak terulang adalah dengan menegakkan hukum yang berlaku. Bagi Sultan, begitu masyarakat mentolerir hal-hal negatif seperti itu, maka dipastikan kasus pesta seks tersebut akan berulang.
Ketua DPRD DIY, Yoeke Indra Agung Laksmana, mewakili lembaga DPRD DIY menyampaikan rasa keprihatinan yang tinggi atas peristiwa pesta seks di Condongcatur kabupaten Sleman beberapa hari yang Lalu. Hal ini mencoreng reputasi DIY sebagai daerah tujuan pendidikan terkemuka.
"Peristiwa semacam pesta seks tersebut memang rentan terjadi pada daerah tujuan wisata, konon kabarnya hal itu mirip dengan atraksi wisata di kawasan pantai salah satu negara ASEAN," tuturnya. (erl/adn)