Konten Media Partner

Polusi Udara Tak Halangi Warga Yogyakarta Untuk Terus Bakar Sampah

21 Februari 2019 10:00 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga Yogyakarta yang sedang membakar sampah dedaunan, Rabu (20/2/2019). Foto: ken.
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga Yogyakarta yang sedang membakar sampah dedaunan, Rabu (20/2/2019). Foto: ken.
ADVERTISEMENT
Asap mengepul dari sisi Jalan Jogja-Solo dan menyebar hingga ke bagian jalan dan menganggu pengguna jalan yang lewat. kumparan.com/tugujogja lantas mencari tahu dan memeriksa asal muasal asap yang mengganggu tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah diselidiki, asap itu ternyata berasal dari halaman pribadi warga yang sengaja membakar sisa-sisa pangkasan pohon. Terdapat satu orang warga yang sedang mengumpulkan sisa-sisa dahan pohon bekas pangkasan tersebut.
Sebuah pohon yang berdiri menjulang telah botak, semua dahan yang ada tampak telah berada di tanah. Daun-daun berserakan dan dibakar dihalaman pribadi warga tersebut. Asap mengepul, tebal dan pekat hingga menyebar ke jalan-jalan.
Sebut saja Daryo (47), Ia mengungkapkan sengaja melakukan pembakaran agar halaman tersebut secepatnya bersih. Namun, kesengajaannya tersebut juga diakuinya mengetahui dampak yang ditimbulkan atas pembakaran itu.
"Saya bakar ini supaya cepat bersih dan debunya bisa disapu dan dibersihkan secepatnya," kata Daryo saat ditemui kumparan.com/tugujogja saat berada didekat pembakaran., Rabu (20/2/2019).
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, dampak yang terjadi dengan adanya pembakaran tersebut yakni menyebabkan polusi. Daryo tak mengetahui persis polusi apa yang akan ditimbulkan akibat perbuatannya.
"Kalau dampaknya saya tahu, ini akan mencemarkan polusi udara ke tempat-tempat lain, dan mengganggu yang lainnya," katanya.
Bukan tanpa alasan Daryo langsung membakar setelah memotong dahan-dahan tersebut. Ia mengatakan, jika daun-daun yang baru saja jatuh akibat ada pemengakasan dahan terbilang masih cukup aman dibakar.
Sebab, kata dia, asap yang ditimbulkannya semakin sedikit. Beda hal jika daun telah kering dan dibakar, maka akan mengeluarkan dampak asap yang lebih tebal dan pekat, cukup untuk mengganggu masyarakat sekitar.
"Saya sengaja bakar masih basah seperti ini, karena biar asapnya nggak banyak, karena kalau kering banyak sekali asapnya san pekat, kalau begini bisa pelan-pelan bakarnya terus asapnya juga tidak banyak," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk membakar hingga habis daun-daun tersebut cukup lama. Sebab, daun-daun tersebut masih basah dan perlu diperhatikan terus, sehingga membakarnya dengan pelan-pelan. (ken/adn)