news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Praktisi UGM: Usir Burung Pipit Bisa dengan Gelombang Ultrasonik

30 Maret 2021 14:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi burung pipit. FOto: Pixabay/suju-foto.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi burung pipit. FOto: Pixabay/suju-foto.
ADVERTISEMENT
Akademisi Universitas Gajah Mada (UGM) menilai masih perlu kajian terkait dengan efektivitas jaring untuk mengendalikan hama burung pipit di lahan pertanian di Kabupaten Sleman. Karena masih menjadi perdebatan akankan jaring mampu menjaga hasil petani.
ADVERTISEMENT
Kepala Laboratorium Tehnik Fisika Hayati Departemen Tehnik Pertanian dan Biostem Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Bayu Apri Nugroho menuturkan, jika dilihat secara sederhana, mungkin dengan jaring adalah yang paling mudah untuk mengendalikan hama burung pipit. Hanya saja lantas menjadi pertanyaan adalah seberapakah efisien penerapan jaring ini dapat di terapkan dan menjaga hasil petani?
"Di tinjau dari sisi solusi jangka pendek, cepat dan kondisi lahan yang tidak luas, mungkin penggunaan jaring bisa diterapkan," ujarnya, Selasa (30/30/2021).
Namun penggunaan jaring ini akan menjadi masalah saat yang harus ditangani di skala yang luas untuk lahan yang lebih luas. Karena tentu dari sisi anggaran akan menjadi mahal, dan kemudian belum tentu efektif. Apalagi jaring juga mempunyai life-time dalam kurun waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Apalagi jika jaring terpasang secara terus menerus di lahan yang terkena hujan dan panas, tentu akan mempengaruhi kekuatan dari jaring tersebut. Sehingga akan mudah rusak. Selain itu jaring juga tidak menutup rapat sehingga ada kemungkinan burung pipit tetap akan memanfaatkan lubang-lubang dari jaring dan masih memakan bulir padi di lahan.
"Terus bagaimana solusinya, atau alternatif lain selain menggunakan jaring tersebut?" lanjutnya.
Informasi selengkapnya klik di sini.
Bayu mengusulkan agar para petani memanfaatkan Teknologi yang lebih tinggi ketimbang jaring. Di mana petani sebenarnya sudah menerapkan secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan suara dan orang orangan sawah yang dipasang di lahan pertanian untuk menakut nakuti burung termasuk dengan membunyikan suara-suara supaya burung pipit kabur.
Namun, tambahnya, penerapan cara tradisional tersebut bisa dipadukan dengan teknologi yang sekarang berkembang. Bunyi-bunyi yang biasanya dihasilkan dari menggerakkan orang-orangan sawah tersebut diganti dengan gelombang ultrasonik yang bisa membuat burung pipit tersebut takut.
ADVERTISEMENT
Beberapa penelitian juga sudah dilakukan dalam skala demplot/kecil, bahwa dengan gelombang ultrasonik diatas 20 kHz akan mengganggu pendengaran burung dan menyebabkan burung pipit akan kabur. Hanya saja memang teknologi sensor ultrasonik tadi juga harus dipadukan dengan teknologi sensor gerak, dimana gelombang ultrasonik akan berbunyi saat sensor gerak mendeteksi adanya burung yang bergerak atau mendekati lahan.
"Memang bunyi gelombang ultrasonik tadi tidak dijalankan oleh manusia tetapi secara otomatis berdasarkan identifikasi dari sensor gerak, walaupun bisa juga disetting secara manual bahwa gelombang ultrasonik bisa dibunyikam secara manual oleh petani,"paparnya.
Beberapa perguruan tinggi sudah mengembangkan teknologi ini, sehingga alangkah baiknya juga mulai memanfaatkan teknologi gelombang ultrasonik dan sensor gerak ini untuk mengusir burung pipit di lahan pertanian. Penerapan tehnologi ini sekaligus juga bisa menjadi "alat" untuk menarik minat anak2 muda terjun ke bidang pertanian.
ADVERTISEMENT
"Stigma bahwa pertanian konvensional dan kuno bisa dihilangkan dan pertanian bisa menjadi agri"cool"ture, yang semua orang terutama anak2 muda bisa enjoy dan bangga menjadi petani,"tandasnya.(erl)