Profil Risiko Rokok dan HPTL Berbeda, Pemerintah Diminta Pisahkan Regulasi

Konten Media Partner
10 Juni 2021 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi produk Hasil Tembakau Lainnya (HPTL). Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk Hasil Tembakau Lainnya (HPTL). Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Saat ini regulasi rokok dan produk Hasil Tembakau Lainnya (HPTL) masih dijadikan satu. HPTL di sini seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, snus, dan kantong nikotin. Sebagai informasi, profil resiko dari rokok dan HPTL sendiri berbeda.
ADVERTISEMENT
Perbedaan profil resiko ini membuat pemerintah didesak untuk memisahkan regulasinya.
“Karena ada perbedaan profil risiko tersebut, kami ingin ada pemisahan regulasi antara produk HPTL dan rokok,” ujar Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan, Kamis (10/6/2021).
Ia menyarankan pemerintah, pelaku industri, akademisi, praktisi kesehatan, dan masyarakat bisa duduk bersama untuk menyamakan persepsi soal produk HPTL. Pasalnya masih ada informasi yang keliru soal produk HPTL.
“Kita perlu duduk bersama antara pemerintah, konsumen, pengusaha produk HPTL, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyamakan persepsi bagaimana sebenarnya kita menyikapi produk ini, agar bisa membuat perubahan yang lebih baik untuk bangsa,” ungkap Paido.
Adanya persepsi yang keliru ini karena minimnya kajian ilmiah dalam negeri serta kurangnya sosialisasi hasil penelitian. Banyak pihak yang menganggap HPTL dan rokok sama-sama berbahaya.
ADVERTISEMENT
"Kami merasa sudah saatnya pemerintah ikut serta dengan diawali melakukan kajian ilmiah produk HPTL," tegasnya.
“Layanan Kesehatan Nasional Inggris (The National Health Service/NHS) telah menggunakan produk HPTL untuk mengatasi masalah rokok. Kami berharap, dalam hal ini, pemerintah bisa melakukan hal serupa untuk menekan jumlah perokok di Indonesia,” lanjut Paido.
Sementara itu, David Abrams, Profesor Departemen Ilmu Sosial dan Perilaku di New York University College of Global Public Health, menyebutkan ada banyak informan dan informasi keliru mengenai produk tembakau alternatif. Dia mengibaratkan pertumbuhan informan dan informasi tersebut seperti zombie yang sangat susah untuk ditumpas.
“Salah satu konsep zombie ini adalah mantra yang secara konstan selalu didengungkan, yakni bahwa rokok elektrik menghambat atau menekan upaya berhenti merokok dan sama sekali tidak membantu orang-orang yang merokok untuk beralih atau berhenti merokok,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Padahal di Amreika Serikat, ada penurunan konsumsi rokok usai masyarakat beralih ke produk HPTL. Diperlukan keterbukaan, transparansi, serta itikad baik dari berbagai pihak untuk meluruskan hal ini.
“Saya rasa, fokus pada langkah yang berlandaskan pada kebijakan ilmiah pada akhirnya akan mendominasi dan mampu mengambil tempat tertinggi,” paparnya.