Puluhan Atlet Selancar Taklukan Ganasnya Ombak di Pantai Parangtritis

Konten Media Partner
19 Juni 2022 20:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang atlet selancar yang coba taklukan ganasnya ombak di Pantai Parangtritis. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang atlet selancar yang coba taklukan ganasnya ombak di Pantai Parangtritis. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Puluhan peselancar mencoba menaklukkan ganasnya ombak di Pantai Parangtritis. Dalam dua hari ini, Sabtu-Minggu (18-19/6/2022) setidaknya ada 60 peselancar dari berbagai daerah di tanah air mencoba memperlihatkan kemampuan menari di atas papan selancar.
ADVERTISEMENT
Mereka ternyata tengah meramaikan ajang “SAR Satlinmas Parangtritis National Surfing Competition”. Ajang yang digelar dalam rangka ulang tahun Sar Satlinmas dan Satpol PP DIY.
"Ini juga menjadi ajang untuk mengenalkan olah raga surfing di DIY dan mendongkrak kunjungan wisata," kata Ketua Panitia SAR Satlinmas Parangtritis National Surfing Competition, Muhammad Arif Nugraha.
Inug mengungkapkan, Pantai Parangtritis selama ini dikenal memiliki ombak yang cukup besar yang mampu mencapai ketinggian 4 meter lebih. Di samping itu, karakteristik pantai yang memiliki palung mematikan menimbulkan anggapan jika pantai ini tidak bisa digunakan untuk olahraga ini.
Oleh karenanya, SAR Pantai Parangtritis mencoba mematahkan mitos tersebut. Mereka mulai memperkenalkan olahraga ekstrem ini ke masyarakat. Bermula ketika mereka mendapatkan bantuan papan surfing, SAR Pantai Parangtritis mulai melatih remaja di pantai ini.
ADVERTISEMENT
"Sekarang banyak atlet surfing di DIY berasal dari Parangtritis," kata dia.
Dan untuk pertama kalinya, mereka menggelar kompetisi surfing tingkat nasional. Kompetisi ini juga untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang sempat terpuruk selama dua tahun akibat pandemi COVID-19.
Inug mengatakan, ini merupakan kompetisi surfing nasional yang pertama kali digelar. Total ada 60 peserta yang datang dari beberapa daerah di Jawa dan Bali. Kompetisi ini dibagi ke dalam tiga kelas yakni kelas open, local dan women.
"Kelas open diikuti 36 peserta, 20 kelas lokal dan empat kelas wanita. Kalau penilaiannya itu juri yang melakukan," kata dia.