Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Puluhan DC Datangi Taman Budaya Gunungkidul dan Ancam Bongkar Joglo
22 Agustus 2022 20:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit![Mediasi antara aparat TNI/Polri dengan Debt Collector terkait adanya biaya pembangunan joglo di Taman Budaya Gunungkidul yang belum dibayar, Senin (22/8/2022). Foto: erfanto/Tugu Jogja](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gb2v7vsmymyrrwf9385781j0.jpg)
ADVERTISEMENT
Ratusan aparat gabungan TNI/Polri berjaga di kompleks Taman Budaya Gunungkidul (TBG) menyusul kabar akan datangnya puluhan Debt Collector untuk membongkar joglo yang berada di depan gedung utama TBG. Ratusan personil bersiaga sejak Senin (22/8/2022) pagi.
ADVERTISEMENT
Sekira pukul 09.30 WIB, puluhan orang datang menggunakan 7 buah mobil dan beberapa sepeda motor. Negosiasi pun dilakukan oleh aparat keamanan hingga akhirnya perwakilan dari puluhan orang dan juga kuasa hukum CV Arian Jati, Donald Mamusung bersedia datang ke Mapolres Gunungkidul.
Polres Gunungkidul lantas memediasi pertemuan antara pihak yang CV Arian Jati dengan pihak Pemkab Gunungkidul di Mapolres. Kehadiran puluhan orang tersebut bukan yang pertama karena pertengahan pekan kemarin mereka juga sudah datang.
Kuasa hukum Arian Jati, Donald Mamusuny menuturkan kehadiran mereka tersebut untuk menyelesaikan perkara klien mereka dengan pihak Pemda. Perkara tersebut berkaitan dengan pembangunan joglo yang tidak selesai dalam hal kewajiban membayarnya.
"Masih ada kewajiban senilai Rp 1,4 miliar yang klien kami belum terima," tutur Donald di Mapolres Gunungkidul, Senin (22/8/2022).
ADVERTISEMENT
Dia menyampaikan, sudah dua tahun kliennya belum menerima pembayaran kayu jati. Sebelumnya, pihaknya sudah datang ke TBG perihal belum dibayarnya kayu jati joglo TBG. Pihaknya bertemu Kepala UPT TBG, Eko Nur Cahyo.
Dari pertemuan Kamis minggu lalu itu, mereka mengaku tak ada progres sesuai yang diinginkan. Buntut kekecewaan lantas diluapkan dengan ancaman membongkar joglo TBG.
"Sudah dua tahun belum dibayar, nominal kekurangannya Rp1,4 miliar," ungkapnya.
Donald menerangkan, kliennya yang bernama Ari Triwibowo sebelumnya menerima pesanan kayu dari PT Relsa asal Sleman. PT Relsa tersebut mendapat kepercayaan dari PT WIKA selaku pemegang tender pembangunan TBG terkait pengadaan kayu.
Dari hasil mediasi hari ini, lanjut Donald, pihak Pemda menyatakan bahwa mereka akan melakukan langkah-langkah konkret yaitu akan menghubungi salah satu pihak yang terikat dalam kontrak kerja. Pemda akan memintanya untuk kemudian bisa duduk bersama dengan mereka dan menyelesaikan persoalan ini.
ADVERTISEMENT
Mediasi ini antara kliennya dengan pihak yang terikat kontak Pemda memang sangat penting. Harapannya agar ada kejelasan berkaitan dengan pembayaran kewajiban penyelesaian pembangunan Joglo tersebut. Karena menurut penjelasan Pemda, Pemda sudah menyelesaikan kewajiban pembayaran mereka.
"Nah karena itu perlu digali lagi agar ada kejelasan," tandasnya.
Pihaknya menandaskan akan menduduki joglo tersebut sampai ada kejelasan berkaitan dengan penyelesaian kewajiban bayar tersebut. Jika nanti masih tidak ada kejelasan, maka ia dan rekan-rekannya mengancam akan membongkar joglo tersebut.
Pihaknya juga menunggu realisasi janji dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang akan mengirimkan surat ke mereka yang terikat kontak dengan Pemda. Meraka akan memastikan apakah surat tersebut benar-benar ditindaklanjuti atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Kami menjamin Kota Wonosari akan tetap aman dan tidak ada kegaduhan," ujar dia.
Kepala UPT TBG, Eko Nur Cahyo menegaskan, kontrak dan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemkab Gunungkidul sudah selesai. PT Wika sebagai pemegang tender juga sudah mewujudkan pembangunam TBG.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukimam (DPUPKP) Irawan Jatmiko usai ikut mediasi mengaku akan mencoba mengakomodir permintaan rombongan yang bernama Alugada.
"Kami akan berusaha medatangkan kontraktor dam sub kontraktor melalui surat," kata Irawan.
Jika dua belah pihak yang diinginkan yaitu kontraktor dan subkontraktor dipertemukan, pihaknya siap memfasilitasinya. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperjelas persoalan tersebut.
Untuk mediasi, Irawan menyebut tergantung respon kontraktor yaitu PT Wika. Ia berharap agar pihak kontraktor segera merespon permintaan mereka untuk segera melakukan mediasi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Nanti kita akan berusaha secara formal," tandasnya.