Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Kasus hewan ternak baik sapi maupun kambing yang mati mendadak terus terjadi di Gunungkidul. Selain karena terpapar bakteri antraks kematian puluhan hewan ternak tersebut juga karena faktor cuaca.
ADVERTISEMENT
Dinas Pertanian dan pangan Gunungkidul, menyebut paling banyak memang berada di wilayah Kecamatan Timur dan Timur Laut. Di wilayah kecamatan ini pula juga teridentifikasi sapi yang terpapar penyakit antraks.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widiastuti, menuturkan sejak awal Desember tahun 2019 kemarin hingga tanggal 14 Januari 2020 malam yang mencatat sudah ada 21 ekor sapi dan 15 kambing yang diketahui mati mendadak.
"10 di antaranya berasal dari padukuan Ngrejek Wetan dan Ngrejek Wetan Desa Gombang yang memang wilayahnya positif terpapar antraks," ujarnya, Rabu (15/1/2020).
Retno, menyebut laporan terakhir yang ia terima adalah tanggal 14 Januari 2020 malam. Setidaknya ada tiga sapi milik warga dilaporkan ke dinas pertanian dan pangan kabupaten Gunungkidul juga mati mendadak.
ADVERTISEMENT
Kematian sapi mendadak juga terpantau di Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop dan Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus. Malam harinya juga terjadi kematian sapi mendadak di di Padukuhan Geblok, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong.
"Semuanya langsung kami tindaklanjuti dengan langkah penanganan dan antisipasi penyebaran penyakit antraks," ujarnya.
Penanganan yang dilakukan oleh dinas pertanian dan pangan Gunungkidul adalah mengambil sampel tanah kotoran dan beberapa komponen lain untuk melakukan uji laboratorium.
Dalam pengambilan sampel di kandang sapi tersebut petugas memang menggunakan pakaian pelindung lengkap bahkan layaknya astronot. Sebab, hal tersebut merupakan protap yang harus dilaksanakan.
"Kami harus melindungi diri dari kemungkinan tertularnya penyakit. Tetapi meskipun kami berpakaian lengkap belum tentu yang kami uji itu positif antraks,"tandasnya.
ADVERTISEMENT
Sapi yang mati mendadak itupun juga langsung dikubur sesuai dengan protap yang telah ditetapkan agar tidak terjadi penyebaran bakteri antraks.
Selain itu jumlah ternak di sekitar lokasi tersebut juga diberikan suntikan antibiotik agar tidak tertular penyakit dari sapi yang mendadak mati tersebut.
Menurut hasil laboratorium dari sapi-sapi yang ada di Padukuhan Ngrejek Wetan tersebut ternyata positif antraks. Dari sampel tanah maupun darah sapi yang diuji dipastikan jika sapi ternak di Dusun tersebut positif antraks.
"Oleh karena itu kami langsung melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi penyebaran penyakit ini," katanya.
"Kami meminta kepada lurah Desa Gombang agar melarang warganya untuk menjual sapi mereka. Namun sebelum Dinas Pertanian dan pangan datang ke desa Gombang untuk meminta kepada lurah Desa Gombang ternyata sudah ada sapi dalam keadaan sakit yang dijual," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini sapi-sapi ataupun hewan ternak lainnya yang mati secara mendadak tersebut belum tentu disebabkan antraks karena yang positif hanyalah di Desa Gombang semata. Jika ada sapi atau kambing yang mati mendadak di wilayah lain kemungkinan besar karena musim pancaroba seperti sekarang ini.