Puluhan KK di Gunungkidul Mengaku Tertipu Program Kemitraan yang Dirilis Bupati

Konten Media Partner
6 Desember 2021 16:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandang ayam Jowo Super milik warga yang ikut program kemitraan yang diluncurkan Bupati Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Kandang ayam Jowo Super milik warga yang ikut program kemitraan yang diluncurkan Bupati Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan kepala keluarga di Kapanewon Nglipar Gunungkidul harus gigit jari. Jerih payah mereka memelihara ayam Jowo Super melalui program kemitraan yang diluncurkan oleh Bupati Gunungkidul Sunaryanta beberapa bulan lalu ternyata tidak dibayarkan oleh pihak perusahaan mitra.
ADVERTISEMENT
Supono, warga Padukuhan Kedungpoh Kidul Kalurahan Kedungpoh mengatakan puluhan kepala keluarga bersedia menjadi mitra ternak ayam Jowo Super yang diluncurkan oleh bupati yang saat itu baru saja dilantik. Mereka bersedia karena semua kebutuhan disediakan oleh pihak perusahaan.
"Bibit (DOC), pakan dan obat-obatan dari perusahaan. Kita dapat upah lelah," terang dia, Senin (6/12/2021).
Menurut dia, untuk menjadi mitra, para kepala keluarga diminta untuk membuat kandang berukuran 3x4 meter persegi. Kandang ukuran tersebut nantinya akan diisi dengan 100 ekor ayam Jowo Super. Untuk membuat kandang, warga harus merogoh kocek mereka sendiri.
Koordinator Krismadi Joko Purnomo menambahkan, selang beberapa saat sosialisasi akhirnya bibit ayam Jowo Super akhirnya sampai ke tangan warga. Wargapun dengan antusias memelihara ayam Jowo Super tersebut dengan harapan akan mendapatkan hasil.
ADVERTISEMENT
"Awalnya, pasokan pakan lancar. Namun belakangan justru pakan tidak datang sehingga warga harus membeli pakan sendiri hingga panen," ungkap dia.
Hingga akhirnya masa panenpun tiba, dan semua ayam yang dipelihara oleh warga diambil perusahaan. Namun hingga beberapa bulan panenan, ternyata uang jerih payah serta pembelian pakan belum juga diberikan oleh pihak perusahaan.
Informasi selengkapnya klik di sini
Di satu sisi, pihak perusahaan sangat sulit untuk diajak berkoordinasi terkait dengan persoalan tersebut. Setiap kali dihubungi sama sekali tidak ada respon sehingga dirinya yang menjadi koordinator Kapanewon merasa dirugikan nama baiknya.
"Program kan yang ikut banyak. Ya tanggungjawabnya berat," kata dia.
Ia mengakui jika program tersebut memang diluncurkan oleh Bupati Gunungkidul. Namun program tersebut bukan program Bupati melainkan program perusahaan di mana pemilik perusahaan tersebut diketahui sebagai orang dekat bupati.
ADVERTISEMENT