Konten Media Partner

Ramai di Medsos, Dispar Sleman Dalami Perubahan Fungsi Hotel Jadi Indekos

5 Januari 2025 21:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hotel. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hotel. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Tim internal diterjunkan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman untuk melakukan pencarian fakta terkait adanya bangunan hotel yang berubah menjadi indekos.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Ishadi Zayid menyampaikan jika hal tersebut dilakukan juga berkaitan dengan adanya wisatawan yang sebelumnya telah melakukan booking di salah satu hotel di Pogung Lor, Sleman lewat aplikasi pemesanan namun tidak sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan karena bentuknya Indekos.
Hal tersebut kemudian menjadi pembicaraan lantaran wisatawan tersebut membagikan pengalaman kurang menyenangkan tersebut di media sosial.
"Kita terjunkan tim buat klarifikasi kejadiannya seperti apa, sehingga kita bisa memberikan solusi," kata Ishadi, Jumat (3/1/2025).
Menurut dia, pihaknya sudah memerintahkan jajarannya di bidang SDM untuk turun mencari tahu masalah tersebut.
Ishadi menyebut pihaknya akan mencari tahu apakah layanan hotel yang ada di aplikasi yang dipesan oleh wisatawan tersebut terdaftar atau tidak.
ADVERTISEMENT
Penyedia jasa aplikasi dengan pihak pengelola hotel umumnya saling terkoneksi atau sudah ada hubungan kerjasama.
Akan tetapi, walaupun sudah ada kerjasama kasusnya bisa saja pihak hotel yang kini telah mengubah bisnisnya menjadi Indekos ternyata tidak mengupdate informasi diaplikasi sehingga informasi yang ditampilkan masih sebagai hotel.
Kemungkinan lain, antara penyedia jasa aplikasi tidak ada kerjasama sama sekali dengan pihak pengelola hotel. Artinya, jika pengelola hotel merasa tidak ditembusi oleh penyedia aplikasi maka ia beranggapan permasalahan tersebut berpotensi menjadi kasus penipuan.
"Makanya saya imbau wisatawan harus hati-hati jika mau booking hotel online. Kita coba nanti klarifikasi, kejadiannya seperti apa dan solusinya seperti apa," ujar Ishadi.
"Kita juga akan coba kerjasama dengan PHRI. Agar kasus serupa tidak terjadi lagi," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Mengenai persoalan tersebut, Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sleman, Andhu Pakerti telah memastikan bahwa hotel yang bersangkutan belum menjadi anggota PHRI.
Sedangkan terkait adanya perubahan bisnis dari hotel ke kos-kosan, ia berpandangan bahwa hal tersebut adalah hak pemilik karena mungkin terkait pasar yang ditentukan.
Andhu menegaskan apabila wisatawan berlibur menggunakan jasa online travel agent (OTA), wisatawan perlu memastikan betul karena OTA belum tentu mengupdate kondisi terbaru mengenai merchant atau pelaku usaha jasa.
"Sekedar gambaran kerjasama OTA Dan property hotel, sifatnya komisi. Dan jika ada pembayaran pun, pihak hotel baru terima 1 bulan berikutnya dari OTA," jelasnya.
Andhu meminta kepada wisatawan agar tidak tertipu ketika memesan hotel. Menurut dia, ada empat hal yang perlu diperhatikan yakni place, price, review dan rating.
ADVERTISEMENT
Wisatawan perlu mengecek tempat (place) melalui google maps atau google secara umum dan mengontak telepon front office yang bersangkutan. Nomor telepon biasanya tertera di google business penyedia jasa.
Ia juga menyampaikan wisatawan perlu memperhatikan harga (price). Harga ini bersifat relatif bisa dicek di best price melalui agen maupun direct book front office.
Selain itu, review dan rating juga bisa dijadikan parameter untuk memilih hotel yang akan disinggahi. Pengecekan review secara sederhana dapat dilihat melalui google. Wisatawan juga disarankan jangan hanya tergiur dengan harga murah saja. (Hadid Husaini).