Konten Media Partner

Ratusan Anak Antusias Membatik Kayu di Desa Wisata Terbaik DIY

29 Januari 2025 10:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan membatik di desa wisata Krebet, Sleman, DIY. Foto: Olive
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan membatik di desa wisata Krebet, Sleman, DIY. Foto: Olive
ADVERTISEMENT
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai pusat kebudayaan dan seni di Indonesia. Selain itu, Kota Pelajar ini juga menerima penghargaan sebagai Kota Batik Dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia atau World Craft Council pada tanggal 18 Oktober 2014.
ADVERTISEMENT
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas peran Kota Yogyakarta dalam melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan batik sebagai warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO sejak tahun 2009.
Melihat hal tersebut, salah satu bagian organisasi Muhammadiyah yakni Lazismu Mantrijeron Kota Yogyakarta mengajak 119 anak SMP dan SMA asuh wilayah Mantrijeron dan Kraton untuk lebih mengenal tradisi dan budaya mereka di salah satu sentra unggulan di Kabupaten Bantul, DIY bernama Desa Wisata Krebet, pada Selasa (28/1/2025).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari salah satu program dari Pilar Pendidikan Lazismu Mantrijeron yakni Beasiswa Darwis.
Sebanyak 119 anak asuh tersebut adalah yang terdaftar dalam program ini dengan tujuan memberikan pendampingan serta pengawasan terkait kegiatan keagamaan dan pengembangan diri.
ADVERTISEMENT
Diketahui, desa ini dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik se-Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2024 bahkan juara nasional yang mana terkenal dengan produk kerajinan batik kayunya yang memikat.
Dengan demikian, dalam kunjungan tersebut, anak-anak berkesempatan untuk belajar membuat kerajinan batik kayu menggunakan canting/malam.
Kepala Kantor Lazismu Mantrijeron, Nur Alam Romadon mengatakan acara ini bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak kepada tradisi dan budaya lokal.
"Anak-anak disini bisa belajar tentang proses membatik kayu. Mengingat Desa Wisata Krebet merupakan salah satu desa unggulan dalam pariwisata bahkan juara nasional. Jadi mereka berkesempatan belajar membatik menggunakan canting dan peralatan lainnya," katanya.
Terkhusus amak asuh di jenjang SD diajak untuk melukis topeng kayu.
Salah satu pengurus Desa Wisata Krebet, Panut Wibowo menyatakan, pengalaman dan ilmu dari kegiatan mencanting dan melukis kayu ini akan menjadi bekal berharga bagi seluruh anak asuh.
ADVERTISEMENT
"Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. Kami berharap anak-anak dapat mengenal tradisi dan budaya yang ada di Yogyakarta dan turut serta dalam upaya pelestariannya. Semoga mereka juga bangga memiliki produk lokal unggulan seperti batik kayu," ujar Panut.
Senada dengan Nur Alam, Panut turut berharap, kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap produk lokal di kalangan anak-anak serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam melestarikan budaya dan tradisi yang ada di daerah mereka.
"Antusiasme anak-anak sangat luar biasa, sehingga para anak asuh dapat belajar dan berinteraksi mengenai cara menghargai kesenian serta mengimplementasikan nilai-nilai kesenian yang ada dalam diri mereka,” tandas Panut.
(Olive)