Konten Media Partner

Ratusan Pedagang Teras Malioboro 2 Tolak Relokasi Jilid 2

6 Juli 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 24 Juli 2024 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan pedagang di Teras Malioboro 2 yang menolak relokasi di Gedung DPRD DIY. FOto: M Wulan
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan pedagang di Teras Malioboro 2 yang menolak relokasi di Gedung DPRD DIY. FOto: M Wulan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan pedagang Teras Malioboro 2 kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kantor DPRD DIY, Jumat (5/7/2024). Mereka menolak rencana akan dilakukannya relokasi jilid 2 yang ditempatkan oleh Pemerintah di kawasan Jalan Ketandan dan Beskalan, Malioboro, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Berbagai keluhan terhadap relokasi ini disuarakan juga oleh para pedagang melalui tulisan yang dibawa seperti 'Golek Pelaris Wae Sulit', 'Kembalikan Kami ke Selasar', 'Relokasi Gawe Raiso Bayar Utang Bank'.
Selain karena belum pulihnya ekonomi pasca relokasi jilid pertama, para pedagang menilai lokasi relokasi itu tidak strategis sehingga dikhawatirkan hanya akan memperburuk perekonomian para pelaku UMKM.
Mereka juga keberatan lantaran kedua lokasi itu jauh dari keramaian dan tak dilewati secara langsung oleh para pengunjung Malioboro yang menjadi pasar untuk menjual produknya.
"Kita (para pedagang) yang di Teras Malioboro 2 saat ini baru berusaha adaptasi bagaimana caranya bertahan, tapi kok ujug-ujug (tiba-tiba) langsung sosialisasi bahwa besok akan dipindah di Ketandan dan Beskalan," ujar perwakilan Paguyuban Tri Dharma, Supriyati, Jumat (5/7/2024).
Ratusan pedagang di Teras Malioboro 2 yang menolak relokasi di Gedung DPRD DIY. FOto: M Wulan
Tri juga menuturkan selama ini para pedagang tidak pernah dilibatkan dalam proses relokasi tersebut, terutama dalam penentuan lokasi dan pembagian lapak jualan.
ADVERTISEMENT
Kata dia, tau-tau sudah ada sosialisasinya dan saat ini berhembus kabar akan dipindah tahun depan. Mereka menilai kebijakan pemerintah ini tidak bijak karena tak pernah melibatkan para pedagang didalam perencanaannya.
"Kita ingin adanya relokasi yang partisipatif dan transparan dari pemerintah. Karena ada isu yang berhembus bahwa tahun depan kita akan dipindah lagi," ucap dia.
"Tunda DED sampai adanya diskusi 2 arah," tegas dia.
Setelah adanya aksi ini, mereka memberi waktu kepada Pemerintah untuk dapat melibatkan para pedagang dalam diskusi terkait dengan rencana relokasi tahap dua ini.
Mereka berharap untuk dilibatkan dalam proses relokasi tahap kedua dengan penekanan pada pemenuhan hak-hak pedagang.
Jika tidak, para pedagang ini mengaku akan kembali berjualan di selasar Malioboro seperti dahulu.
ADVERTISEMENT
(M Wulan)