Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
Resmi: Titik Suharto Keluar dari Partai Golkar
11 Juni 2018 16:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Politikus Partai Golkar, Siti Hardiyanto Soeharto atau yang selama ini dikenal sebagai Titik Suharto menyatakan diri keluar dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya, partai yang dipimpin oleh adiknya, Tomy Suharto. Pernyataan politik tersebut ia lakukan di Memoriabilia Soeharto di Desa Kemusuk, Sedayu Bantul.
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan hari lahir Bapak Pembangunan, 8 Juni 1921, Titik Suharto mengatakan kekecewaannnya terhadap pemerintah dan menandaskan keluar dari Partai Golkar dan mengundurkan diri dari keanggotannya dari DPR RI. Sebab, ia menyadari langkah politik yang ia ambil akan berpengaruh terhadap karir politik dirinya.
Keputusan ia keluar dari Partai Golkar karena banyak kekecewaan yang ia alami selama ini, terutama terhadap pemerintahan Jokowi. Menurut Titik, 7 juta penduduk Indonesia saat ini masih menganggur dan memerlukan pekerjaan. Tetapi di saat yang sama dibanjiri tenaga kerja asing yang kualitasnya tidak lebih baik dari warga Indonesia.
"Alam yang subur seolah tidak ada artinya karena tidak bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga apapun impor seperti daging, gula, bawang. Dan garam yang lebih luar biasa karena Indonesia negara kepulauan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini, kekayaan alam tidak bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, dan penyelundupan narkoba berton-ton yang bisa menghancurkan bangsa ini. Ia juga mempertanyakan apakah pemerintah pernah berkomentar terkait hal ini, dan kemana narkoba tersebut selama ini, karena tidak ada transparansi dalam kasus narkoba tersebut.
"Saya sedih ingin menyuarakan hati rakyat karena sangat prihatin dengan keadaan, tetapi saat ini tidak bisa karena masih di Golkar yang notabene dari pendukung pemerintah," tuturnya.
Seharusnya Golkar bisa memberikan masukan kepada pemerintah apa yang baik dan buruk tidak sekedar asal bapak senang. Sebagai anak biologis dari Soeharto, maka ia memutuskan keluar dari Partai Golkar dan saya memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya.
Ia sadar sebagai konsekuensinya harus menanggalkan keanggotannya di DPR. Ia juga menyatakan permohonan maaf terhadap rekan-rekannya di gedung dewan, dan berharap tahun depan akan kembali. Ia juga berterimakasih kepada Golkar yang telah membesarkannya, tetapi sudah memiliki kader berkualitas.
ADVERTISEMENT
"Golkar tidak butuh saya, tetapi Partai Berkarya membutuhkan saya agar lolos dalam parlemen treashold dalam pemili agar bisa menempatkan wakilnya," tambahnya.(erl)