Revitalisasi Malioboro: Antara PKL dan Pejalan Kaki

Konten Media Partner
7 November 2018 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Revitalisasi Malioboro: Antara PKL dan Pejalan Kaki
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Berbicara soal pariwisata di DIY memang tidak bisa lepas dari Malioboro. Seperti diketahui, Malioboro akan segera kembali ke masa lalu seperti awal mula Keraton Yogyakarta berdiri. Pemerintah DIY akan berusaha melakukan harmonisasi antara pejalan kaki dan derap tapal kuda serta beberapa kendaraan tradisional lainnya. Suasana tradisional tersebut akan menggantikan hiruk pikuk suara kendaraan bermotor saat ini.
ADVERTISEMENT
Dari master plan yang telah disusun oleh pemerintah DIY, Sekretaris Daerah DIY, Gatot Saptadi mengungkapkan, penataan kawasan Malioboro dan titik nol sudah dimulai sejak 2014 dan berakhir tahun 2021 mendatang. Alun-alun utara menjadi sasaran pertama kali revitalisasi disusul kawasan Nol Kilometer.
Kawasan Parkir Abu bakar Ali dan Ngabean serta ketandan dan pasar sore ataupun Ramai Mall menjadi sasaran berikutnya. Setelah itu, tahun 2016, pemerintah DIY sudah meresmikan pedestrian di sisi timur Malioboro. Dan pedestrian di sisi barat Malioboro akan mereka resmikan pada tahun ini, di mana penataannya sudah mulai mereka lakukan.
Sisi barat Malioboro akan menjadi pedestrian murni sementara becak dan andong yang sering mangkal di kawasan tersebut kini akan mangkal menjadi satu di jalan utama. Untuk mendukung Malioboro menjadi pedestrian, akan ada rekayasa lalu lintas dan pembatasan kendaraan bermotor yang boleh masuk.
ADVERTISEMENT
"Hanya Trans Jogja yang boleh melewati kawasan ini, Sementara PKL akan direlokasi di eks bioskop Indra yang kini pembangunan gedungnya memasuki tahap akhir," tambahnya, Rabu (7/11/2018).
Pembangunan toilet bintang lima di depan Bank Indonesia, pembukaan pasar Beringharjo hingga malam hari dan penataan bekas gedung bioskop Indra sebagai calon lokasi pedagang kaki lima menjadi bagian yang terintegrasi. Bahkan tahun 2019 nanti penataan akan melebar ke Jalan Margoutomo atau Jalan Mangkubumi.
Kawasan Stasiun Tugu ataupun pintu masuk Pasar Kembang juga akan dipercantik bekerjasama dengan PT KAI, di mana desainnya tidak terlalu jauh dengan konsep penataan Malioboro. Dan tahun 2021 penataan akan juga menyentuh jalan Panembahan Senopati termasuk mengatur PKL-PKL yang berada di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami juga akan membangun Jogja Planning Gallery di Gedung Eks Kantor Dinas Pariwisata DIY. Bangunan tiga lantai ini akan bercerita masa lalu, masa kini dan masa depan DIY nanti. Kantor Dinas Pariwisata akan dipindang ke Jalan Tamansiswa,"tambahnya.
Tak hanya itu, guna mempecantik Kota Yogyakarta, pemerintah juga akan melakukan pekerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Suroto, Kotabaru yang sudah dimulai sejak akhir Juni silam. Pejabat Pembuat Komitmen Revitalisasi Trotoar Kotabaru Umi Akhsanti, trotoar di Jalan Suroto yang semula menggunakan paving block akan diganti menggunakan bahan teraso keabu-abuan dan dilengkapi dengan ornamen guna mendukung citra kawasan Kotabaru sebagai kawasan Indis.
"Fasilitas pendukung yang akan ditempatkan di trotoar, seperti bangku taman dan tiang lampu juga didesain khusus agar sesuai dengan citra kawasan Indis termasuk penggunaan warna yang akan didominasi putih tulang," paparnya. (erl)
ADVERTISEMENT