Konten Media Partner

Ribuan Ulat Bulu Serbu Pemukiman Warga Kulonprogo

18 Desember 2018 13:05 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan Ulat Bulu Serbu Pemukiman Warga Kulonprogo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kulonprogo - Warga padukuhan Gowangsan, Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo resah akibat ribuan ulat bulu berwarna hitam merangsek ke pemukiman warga. Sehingga membuat kehidupan masyarakat padukuhan tersebut serasa tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Serangan ulat bulu tersebut sudah berlangsung sejak hari Minggu lalu (16/12). Ulat bulu berwarna hitam tersebut sebenarnya merupakan ulat pohon Jati yang memang banyak ditemukan di wilayah ini. Ulat jati muncul bersamaan dengan musim semi pohon jati karena memasuki musim penghujan.
Salah seorang warga Gowangsan, Rubiyem mengatakan sejatinya ulat bulu ini tidak tidak menimbulkan rasa gatal jika terkena kulit. Namun karena jumlahnya yang sangat banyak dan berbulu maka hal tersebut membuat siapa saja yang menyaksikannya akan merinding. 
Ulat Bulu (Foto: Pizxabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ulat Bulu (Foto: Pizxabay)
Ulat bulu ini kian hari kian banyak jumlahnya dan mulai merambat ke dinding rumah milik warga. Karenanya, agar tidak masuk ke dalam rumah, warga berinisiatif menutup semua celah ventilasi. Begitu juga dengan pintu dan jendela hanya dibuka seperlunya saja. Mereka bingung sampai kapan ulat bulu tersebut hilang dari rumah mereka.
ADVERTISEMENT
"Kami bingung bagaimana mengusirnya," ujarnya, Selasa (18/12).
Berbagai upaya telah mereka lakukan untuk mengusir ulat-ulat tersebut. Salah satunya adalah dengan menyemprotkan pestisida seperti dengan obat nyamuk, namun upaya tersebut sia-sia karena ulat-ulat tersebut tidak ada yang mati.
Dukuh Gowangsan, Sulardi, mengungkapkan sebenarnya ulat tersebut tidak berbahaya bagi manusia. Keberadaan ulat ini juga sudah sering muncul di kebun yang banyak terdapat pohon jati.
"Biasanya ulat ini tidak akan lama bertahan dan akan berubah mejadi kepompong dan kupu-kupu. Wilayah sini memang banyak pohon jatinya,” ujarnya.
Ia mengatakan, meskipun serangan ulat bulu kian menjadi, namun belum ada keluhan dan laporan dari warga. Namun jika ketika nanti jumlahnya terus bertambah maka dia akan melaporkan ke desa agar diteruskan ke dinas terkait. (erl/adn)
ADVERTISEMENT