Konten Media Partner

Ruly Artha, GM Bandara YIA yang Pernah Melandingkan Airbus A380 di Indonesia

16 Oktober 2024 13:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rully Artha, GM Bandara YIA/Foto: dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Rully Artha, GM Bandara YIA/Foto: dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berkecimpung di dunia aviasi atau penerbangan sekaligus memegang sejumlah peranan penting tak pernah terpikirkan oleh Ruly Artha, GM Bandara YIA.
ADVERTISEMENT
Sosok yang kini menjabat sebagai General Manager Angkasa pura Airports Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) ini lahir di Jakarta, 10 Juli 1982.
Ia mengaku telah bergabung di perusahaan Angkasa Pura sejak 2006 silam dan mengawali karir di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Dari situlah perjalanannya dimulai. Saat dihubungi, Ruly Artha menceritakan bahwa dunia penerbangan memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil.
Alhasil dia mengambil pendidikan di Universitas Trisakti, Jakarta untuk bisa mendalami ilmunya di bidang manajemen transportasi penerbangan. Ia pernah memiliki prestasi menghandle landingnya berbagai pesawat negara lain saat acara G20 di Bali.
"Tentunya saya sangat senang sekali dengan dunia penerbangan atau dunia aviasi ini. Alhamdulillah dengan kesempatan ini saya bisa memberikan sebuah loyalitas serta pemikiran-pemikiran dan ide-ide baru untuk memperluas atau memperkuat konektivitas di dunia penerbangan," kata Rully Artha, sosok yang kini menjabat sebagai General Manager Angkasa pura Airports Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
ADVERTISEMENT
Sebelum bergabung di Angkasa Pura, Ruly Artha menceritakan lika-liku perjuangan dimana usai lulus dari bangku perkuliahan, berbagai peruntungan dicobanya dengan penuh keoptimisan.
Misalnya, dia pernah bergabung dengan Merpati Nusantara Airlines, lalu terjun langsung di dunia kargo bersama DHL Cargo and Logistik, sebuah perusahaan yang mengurusi berbagai pengiriman barang baik di darat, laut maupun udara.
Berbekal sejumlah pengalaman ini, Ruly akhirnya memberanikan diri untuk bergabung ke Angkasa Pura dan mendapatkan penempatan pertama di Bali pada 2006 silam.
"Saya bergabung di angkasa Pura ini sangat inline sekali dengan kuliah saya dengan pekerjaan saya sebelumnya karena berkecimpung di dalam dunia penerbangan dan di dalam dunia Perhubungan. Alhamdulillah bisa diberikan amanah bergabung di dunia bandaranya di Angkasa Pura," ungkap dia.
ADVERTISEMENT

Perjalanan Karir Ruly Artha hingga Menjadi GM Bandara YIA

Setelah diterima di Angkasa Pura, Ruly mendapat penempatan pertamanya di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali pada 2006 silam. Dua tahun berlalu, dia pun dipindahtugaskan untuk menghandle Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai Asisten Manager.
"Di tahun 2014 saya bergabung di bandara Bali lagi sebagai asisten manager untuk pelayanan bandara. Setelah dari Bali pada tahun 2016 saya kembali ke ke bandara Banjarmasin sebagai Manajer Operation. Setelah itu, tahun 2019 saya ke Jakarta sebagai Terminal n Land Side Department Head dan diberikan amanah untuk mempersiapkan holding aviasi dan pariwisata," ceritanya.
Pada 2021, lagi-lagi Ruly Artha kembali ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali untuk memegang jabatan selaku CO General Manager.
ADVERTISEMENT
Di sinilah dia mendapatkan tanggung jawab yang cukup besar pasalnya perhelatan G20 digelar di Bali. Secara tidak langsung, banyak pesawat negara lain yang landing di Bandara yang sedang dihandle nya itu.
Ruly pun menceritakan pengalaman berkesannya di momen ini. Dimana dia diberikan kepercayaan untuk melihat dan mengatur secara langsung landingnya pesawat dari berbagai negara.
Selain itu, ia juga pernah melandingkan pesawat Emirates atau Airbus A380 di Indonesia atau tepatnya di Bali dengan 1st landing DPS 01 Juni 2023, lalu.
Landing A380 ini merupakan pengoperasian pesawat terbesar pertama di Indonesia dengan rute reguler Dubai (DXB) - Bali (DPS) - Dubai (DXB).
Dan pesawat A380 ini diketahui masih beroperasi sampai dengan saat ini setiap harinya.
ADVERTISEMENT
"Ini pengalaman berharga karena saya melihat Airbus A380 itu belum pernah landing di Bandara Indonesia. Dan alhamdulillah saya diberikan kepercayaan untuk bisa mengaksistensikan seluruh fasilitas yang ada di dalam bandara secara profesional. Alhamdulillah Airbus A380 bisa masuk di bandara Bali tepat 1 Juni di 2023 lalu," cerita dia.
Setelah itu, yakni pada 2023, barulah dia resmi bergabung di Yogyakarta Internasional Airport (YIA) atau Bandar Udara Internasional Yogyakarta pada November silam.
"Betul, belum genap satu tahun, bulan November nanti baru genap satu tahun," ucapnya.

Hadapi Sejumlah Tantangan Baru di Bandara YIA

Ruly yang sudah melalang buana di dunia aviasi ini mengaku cukup tertantang saat dipindahtugaskan sebagai General Manager di Bandara YIA. Pasalnya jumlah traffic yang ada di bandara Yogyakarta ini jauh berbeda dengan bandara Bali yang sudah tiga kali dipegangnya.
ADVERTISEMENT
Jika di Bali 75 ribu penumpang berangkat, di Jogja rasanya angka itu masih jauh karena bandara yang memulai operasi pada awal Mei 2019 itu baru bisa mencapai 12 ribu penumpang dalam kurun waktu satu harinya.
"Jadi kalau kita lihat perbandingannya memang jauh ya antara bandara YIA dengan bandara Bali. Namun yang menjadi menariknya adalah tantangannya. Di sinilah saatnya kita melakukan sebuah inovasi kreasi untuk dapat meningkatkan traffic baik penumpang dan juga meningkatkan pengunjung dari para pengantar untuk bisa masuk ke dalam bandara" ucapnya.
Kendati begitu, dia mengaku cukup bersemangat untuk menjalankan amanah yang diberikan ini. Perlahan, Ruly dan timnya akan menaikkan traffic bandara dengan berbagai program dan inovasi nya.
Ada cita-cita besar pula yang ingin dicapainya dalam pengembangan bandara YIA ini dimana Ruly ingin menjadikan bandara YIA sebagai salah satu destinasi yang dikunjungi dan menghubungkan berbagai rute penerbangan dari bandara lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau bicara tentang target kami ingin menjadikan bandara ia itu menjadi HUB dalam sebuah bandara. Yang kedua adalah meningkatkan konektivitas flight untuk bandara YIA sehingga bandara YIA itu banyak memiliki rute-rute internasional selain Kuala Lumpur dan Singapura," kata Ruly.
"Berikutnya kami juga berharap bisa mendukung seluruh destinasi wisata yang ada di Indonesia itu secara mendunia dan juga mendukung wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta lewat media promosi bandara, sehingga pengunjung yang datang tau bahwa ada berbagai destinasi menarik di DIY," tandasnya. (M Wulan)