Konten Media Partner

Rumah Dome, 'Kampung Eskimo' dari Yogyakarta

18 Maret 2018 16:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Antigempa Teletubbies, Yogyakarta (Foto: Instagram @maratulkhusnaa )
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Antigempa Teletubbies, Yogyakarta (Foto: Instagram @maratulkhusnaa )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rumah Dome, konsep desa wisata yang berada di Dusun Sengir, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta kini menjadi salah satu destinasi wisata yang mulai banyak dikunjungi wisatawan.
ADVERTISEMENT
Sejak berubah konsep warna cat, sebuah konsep warna warni layaknya pelangi, Desa Wisata Rumah Dome kini selalu digunakan masyarakat untuk tujuan berlibur.
Rumah Dome, 'Kampung Eskimo' dari Yogyakarta (1)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Dome dilihat dari atas bukit Teletubies, Minggu (18/3/2018). Foto : Erfanto Linangkung/kumparan.com/tugujogja
Dewa Wisata Rumah Dome adalah sebuah kompleks 'perumahan' dengan bentuk rumah setengah bola bumi. Kompleks Rumah Dome ini sebenarnya awalnya memang bangunan yang didirikan oleh lembaga donatur untuk membantu korban bencana gempa bumi tahun 2006 yang lalu.
Namun sejak tahun 2009, kompleks perumahan Rumah Dome ini berubah menjadi desa wisata. Rumah Dome dibangun sejak tahun 2007 atau setahun setelah gempa 2006.
Komplek rumah ini merupakan tempat relokasi 71 Kepala Keluarga dari Kampung Nglepen, Dusun Sengir. Akibat gempa bumi 2006 yang berpusat di Kabupaten Bantul, 71 Kepala Keluarga di Kampung Nglepen kehilangan tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Lembaga donatur dari luar negeri lantas memiliki inisiatif untuk membangun rumah yang memiliki konsep bangunan tahan gempa. Sebab, di Dusun Sengir masuk dalam Cesar Opak yaitu sebuah garis imajiner saluran gempa yang membelah Pulau Jawa.
Dengan konsep rumah tahan gempa, maka warga yang tinggal di dalamnya akan aman dari bencana gempa bumi lainnya yang dimungkinkan terjadi di kemudian hari.
Humas dan Marketing Desa Wisata Rumah Dome Sukiran mengungkapkan, Desa Wisata Rumah Dome tersebut terdiri dari 80 rumah bergaya rumah orang Eskimo. Sebanyak 71 di antaranya digunakan sebagai tempat tinggal dari seluruh warga Kampung Nglepen.
Sisanya merupakan fasilitas umum di antaranya Kamar Mandi, Masjid, dan balai pertemuan serta Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes).
Rumah Dome, 'Kampung Eskimo' dari Yogyakarta (2)
zoom-in-whitePerbesar
Ikon rumah Dome yaitu Boneka Teletubies sering menjadi teman pengunjung terutama anak-anak untuk berfoto, Minggu (18/3/2018). Foto : Erfanto Linangkung/kumparan.com/tugujogja
ADVERTISEMENT
"Memang kini ada 12 rumah yang tidak ditempati karena beberapa pertimbangan," tutur Sukiran kepada kumparan.com/tugujogja di Desa Wisata Rumah Dome, Minggu (18/3/2018).
Rumah Dome memiliki garis tengah sepanjang 7 meter ini memiliki dua pintu utama dari depan dan belakang. Pintu depan langsung masuk ke ruang tamu dan pintu belakang masuk ke ruang dapur.
Rumah ini memiliki 4 ruang masing-masing 2 kamar tidur, sebuah kamar tamu, dapur dan juga kamar mandi. Rumah ini memiliki lantai dua yang memungkinkan warga tidur di loteng ataupun menggunakan lantai dua sebagai tempat berkumpulnya keluarga.
Hanya saja, kini banyak warga yang melakukan pengembangan dengan membangun sendiri rumah-rumah mereka. Meskipun rumah baru mereka seperti bangunan-bangunan lainnya di Yogyakarta, tetapi hal tersebut mereka lakukan untuk memenuhi kenyamanan warga.
ADVERTISEMENT
Warga terpaksa membangun sendiri rumah tambahan karena menilai rumah dome ukurannya terlalu kecil.
Kampung dome Teletubbies (Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung dome Teletubbies (Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA)
Rumah Dome kini banyak disebut sebagai rumah Teletubbies sebab rumah tersebut bentuknya memang ada di dalam film boneka Teletubbies yang sempat populer beberapa tahun silam.
Sejak tahun 2009 silam memang berubah menjadi desa wisata. Beberapa fasilitas sengaja warga sediakan untuk menambah daya tarik perkampungan rumah Dome ini.
"Ada tempat outbound dan wahana permainan anak yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung," terangnya.
Untuk menikmati kompleks rumah dome, pengunjung tinggal membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Sementara untuk menikmati paket outbound, bagi anak-anak harus membayar biaya sekitar Rp 20.000. Dan untuk orang dewasa, pengunjung dipersilahkan untuk negosiasi dengan pengelola karena tarif mengikuti jenis outbound yang akan diikuti.
ADVERTISEMENT
Jika ingin merasakan tinggal di tempat tersebut, setidaknya ada 6 rumah yang siap untuk dihuni oleh wisatawan. Jika ingin menginap, wisatawan harus membayar Rp 200 ribu per rumah untuk semalam.
Harga tersebut sudah termasuk paket makan pagi, jalan-jalan, dan juga pentas hiburan jathilan yang disuguhkan oleh warga setempat.
"Lumayan untuk menambah pemasukan warga setempat dan membayar biaya sewa lahan. Karena lahan yang digunakan memang tanah kas desa," tutur Ketua Desa Wisata Rumah Dome Nuril Anwar. (erl)