Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
RW Degolan Kulon Progo Sebut Warga Tak Keberatan Atas Adanya Patung Bunda Maria
26 Maret 2023 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Patung Bunda Maria yang berada di rumah doa Sasana Adhi Rasa “Santo Yakobus”, Pedukuhan Degolan RT 61, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo , DIY yang ditutupi terpal oleh sang pemilik itu masih ramai diperbincangkan.
ADVERTISEMENT
Apalagi alasan penutupan itu diduga sebelumnya karena ada paksaan dari ormas tertentu yang mendatangi rumah doa tersebut. Pasca viralnya kabar penutupan itu, Tim Tugu Jogja mendatangi lokasi tersebut.
Saat dijumpai di lokasi, Ketua RW 28 Dusun Degolan, Wagino, mengatakan penutupan terhadap patung Bunda Maria itu tidak ada kaitannya dengan pemaksaan dari ormas manapun.
Bahkan penutupan itu dilakukan atas permintaan pemilik rumah doa, Sugiarto lantaran ada administrasi perizinan bangunan yang belum selesai. Hanya saja yang dimintai tolong untuk melakukan penutupan ini adalah sang adik dimana ia memperkerjakan 4 tukang untuk memasang terpal tersebut.
"Setau saya perizinan (bangunan) ini baru proses. Yang menutup yang punya sendiri, tapi yang disuruh adiknya tapi adiknya nyuruh tukang, itu lah kalah diurut urutkan," kata Ketua RW 28 Dusun Degolan, Wagino, Minggu (26/3/2023).
ADVERTISEMENT
Wagino juga mengkonfirmasi usai penutupan patung Bunda Maria itu tidak ada keributan yang terjadi.
Ia menyebut warga setempat juga tidak ada yang mempermasalahkan terkait pembangunan rumah doa tersebut, bahkan warga setempat tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa.
"Enggak, nggak ada (keributan). Kalau hanya lewat kan boleh itu biasa. Nggak ada gimana gimana, tetap damai, (aktivitas) kayak biasanya," ujarnya.
Kendati begitu, Wagino tidak menampik bahwa sebelum patung Bunda Maria ditutup sempat ada ormas yang mendatangi rumah doa tersebut. Ia mengatakan kedatangan ormas itu untuk menyampaikan aspirasi dari masyarakat terkait keberadaan patung tersebut dan tidak ada paksaan apapun dari ormas itu apalagi dikaitkan dengan penutupan patung.
Dalam kesempatan ini, Wakil Hubungan Antar Keagamaan dan Kepercayaan (HAK), Kevikepan Jogja Barat, Bella Riantata mengatakan kejadian itu hanya berawal dari kesalahpahaman. Ia berharap masyarakat setempat tidak terprovokasi dengan pemberitaan yang ada di berbagai media.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami hadir, nengoki sebagai saudara dengan banyak umat beragama disini. Kalau saya begini, kalau terkait berita simpang siur, tuliskan saja yang mestinya terjadi. Kalau (pesan) saya untuk umat beragama tetap saling mencintai satu sama lain," kata Bella.
Menurutnya, perbedaan antar umat beragama itu sangat wajar dan harus dihargai. Apalagi setiap manusia diciptakan untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
"Bersatu dalam perbedaan, toh kita ini sama sama ciptaan Tuhan," tuturnya.
Sementara anggota HAK lainnya, Suryadi menyakini bahwa kejadian itu tidak memiliki dampak apapun terhadap warga setempat. Pasalnya kerukunan yang dibina selama ini, tidak akan tergoyahkan, apalagi masyarakat dusun keakraban nya sangat kental terjalin.
"Saya mengkonfirmasi apa yang saya yakini bahwa masyarakat dusun lokal itu pada umumnya relasi kemanusiaan jauh lebih baik dibandingkan relasi relasi lain," tandasnya.
ADVERTISEMENT