Santri Korban Ustaz Cabul di Bantul Trauma tapi Tetap Ingin Belajar Agama Islam

Konten Media Partner
24 Juni 2021 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ketakutan. Foto: Unsplash/Melanie Wasser
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ketakutan. Foto: Unsplash/Melanie Wasser
ADVERTISEMENT
D (15) korban pelecehan seksual oknum ustaz pengajarnya di Pondok Pesantren di Kalurahan Trirenggo, Kapanewonan Bantul, kini ditangani oleh psikiater. Berdasarkan keterangan pihak keluarga, D masih trauma dengan peristiwa yang menimpanya tersebut.
ADVERTISEMENT
Kerabat D, Rani Kristiani mengaku bersyukur D kini sudah berada di tangan yang benar. D telah ditangani oleh psikiater untuk menyembuhkan rasa traumanya atas peristiwa tidak senonoh yang telah menimpanya ketika tengah menimba ilmu di pondok pesantren.
"Alhamdulillah (D) sudah di tangan yang tepat," paparnya, Kamis (24/6/2021).
D kini masih berada di Gedongkuning bersama dengan kerabatnya. Orangtuanya sebenarnya sudah datang ke Gedongkuning untuk memberi semangat terhadap D. Namun kini orangtua D telah pulang kembali ke Wonosobo.
Rani mengatakan D sudah tidak ingin kembali lagi ke pondok pesantren tersebut. Kemungkinan D akan dipindah ke pondok pesantren yang lain. Pasalnya ketika kembali ke pondok pesantren sebelumnya, D akan teringat terus peristiwa yang menimpanya itu.
ADVERTISEMENT
"Gak mas soalnya takut keinget trus mas anaknya," ucapnya.
D baru belajar di Pondok Pesantren tersebut sekitar setahun lalu. Rani sendiri tidak mengetahui alasan mengapa apa orang tua D memilih pondok pesantren di Kelurahan Trirenggo tersebut sebagai tempat anaknya menempuh ilmu.
Kendati telah mengalami pelecehan seksual namun D masih tetap ingin menempuh pendidikan di pondok pesantren. Hanya saja saat ini pihak keluarga tengah fokus menangani permasalahan psikologi dari anak yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut.
"Kemungkinan iya (pindah pondok pesantren), tapi saya masih fokus ke psikokogi anaknya dulu," tandasnya.