Single .Feast: Tarian Penghancur Raya Bicara Pencemaran Lingkungan

Konten Media Partner
8 November 2019 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan .Feast di Konser Here Comes The Sun di Studio Palem Kemang, Jakarta Selatan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan .Feast di Konser Here Comes The Sun di Studio Palem Kemang, Jakarta Selatan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Band indie asal Jakarta .Feast merilis single terbarunya yang berjudul Tarian Penghancur Raya. Single yang dirilis di platform streaming pada hari Jum'at (8/11) ini masih mengangkat kritik sosial. Kali ini kritik sosial yang dibawa dalam lagu Tarian Penghancur Raya adalah isu pencemaran lingkungan.
ADVERTISEMENT
Isu perubahan iklim memang menjadi isu utama bagi Indonesia. Mulai dari kebakaran hutan di Riau yang terjadi pada pertengahan 2019. Selain itu, kebakaran hutan juga memicu kabut asap yang menyebrang sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Karena itulah .Feast menyuarakan isu perubahan iklim melalui Tarian Penghancur Raya.
Mungkin sebagian besar dari kita masih bingung dengan penamaan Tarian Penghancur Raya. Sebenarnya Tarian Penghancur Raya diartikan sebagai perusakan terhadap lingkungan alam. Karena itulah Tarian Penghancur Raya dibuka dengan alunan gamelan dan dentuman drum yang harmonis pada bagian lirik. Lalu riff gitar mulai mengalun pada saat memasuki kutipan lirik Menari, menghancurkan alam raya yang kecewa// Dibuatnya malapetaka. Kutipan lirik tersebut bahwa tarian tersebut seolah-olah menghancurkan lingkungan hingga menyebabkan malapetaka.
Single .Fest Tarian Penghancur Raya. Foto: Youtube .Fest
Pada verse kedua, suara kecrek mengalun seperti bunyi rintikan hujan saat kutipan lirik Kamar berjeruji berpenghuni bersafari berbagai fauna// Flora kerasukan freon di ruko toko bunga// Bank ahli industri teknologi etnografi produksi menggurui penghuni asli. Kutipan lirik tersebut menggunakan gaya bahasa alusi. Gorys Keraf dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Gaya Bahasa mengatakan bahwa gaya bahasa alusi adalah acuan bahasa yang berusaha mensugestikan kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa. Kutipan lirik Kamar berjeruji berpenghuni bersafari berbagai fauna merujuk pada kebun binatang, sedangkan kutipan lirik Flora kerasukan freon di ruko toko bunga merujuk pada toko bunga yang dipasang AC.
ADVERTISEMENT
Kutipan Uap terlontar mengepung kota// Berlomba ciptakan plastik kita merujuk pada isu lingkungan yang masih terjadi sampai sekarang di Indonesia. Kutipan Uap terlontar mengepung kota merujuk pada polusi udara. Sementara kutipan Berlomba ciptakan plastik kita merujuk pada sampah plastik yang masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Indonesia.
Sementara itu pada kutipan lirik Oh terima kasih 'kan usahanya// Sedotan besi, plastik cycle tiga, .Feast seolah-olah ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena telah menggerakan program pengurangan sedotan plastik. Namun .Feast masih kecewa dengan pemerintah dalam menangani penambangan pohon lewat kutipan lirik Pun pepohonan tak berkuasa// Lawan kebijakan yang bertamasya.
Tidak hanya menyuarakan isu lingkungan di Indonesia, .Feast juga berbicara mengenai isu pencemaran lingkungan di dunia. Salah satunya adalah mencairnya es di Kutub Utara akibat pemanasan global. .Feast menyuarakan peristiwa itu lewat kutipan lirik Siarkan kabar penelan surya// Meleleh matikan kutub utara// Amalkan tarian penghancur raya// Kobarkan tarian penghancur raya.
Penampilan grup band .Feast di Konser Here Comes The Sun di Studio Palem Kemang, Jakarta Selatan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Band yang memulai debutnya pada tahun 2017 ini terdiri Baskara Putra (vokal, penulis lirik), Adnan S.P. (gitar), Dicky Renanda (gitar), F. Fikriawan (bass), dan Adrianus Aristo Haryo (drum). Selama dua tahun berkarir, .Feast sudah menghasilkan dua album. Album pertamanya yang berjudul Multiverses dirilis pada tahun 2017. Sementara album keduanya, Beberapa Orang Memaafkan dirilis pada tahun 2018. Saat ini .Feast sedang mengumpulkan materi baru untuk album ketiganya yang berjudul Membangun dan Menghancurkan.
ADVERTISEMENT
Selain Tarian Penghancur Raya, Feast sering mengeluarkan single mengenai kritik sosial. Misalnya Dalam Hitungan menyindir perilaku manusia zaman sekarang yang terobsesi dengan media sosial. Lalu ada Peradaban menyindir penutupan rumah ibadah dan para koruptor yang semakin rakus dalam mencuri uang negara. Selain itu, juga ada single Berita Kehilangan yang bercerita tentang duka cita yang mendalam karena ditinggal oleh orang yang dikasihinya. Berbekal materi-materi lagu seperti itu membuat .Feast semakin vokal dalam menyuarakan isu-isu sosial.