Konten Media Partner

Soroti Polwan Bakar Suami, Menko PMK Dukung Judi Online di Tanah Air Diberantas

12 Juni 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Foto: M Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Foto: M Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy ikut menanggapi maraknya kasus polwan, FN yang membakar suaminya sesama polisi, RDW di Mojokerto, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, sebelum aksi pembakaran terjadi, FN mengetahui rekening bank milik suami yang berisi gaji ke-13 senilai Rp 2.800.000 berkurang menjadi Rp 800.000 lantaran diduga dipakai untuk bermain judi online.
Muhadjir menyebut pengaruh judi online ini sudah sangat parah dan semakin berbahaya apabila terus dibiarkan. Hal ini disampaikan, sebab berkaca dari kasus itu terdapat dampak dari judi online yang diduga menjadi motif polwan tersebut.
"Kita sudah sangat sadar bahwa judi online itu sudah sangat membahayakan," ujar Menko PMK, Muhadjir Effendy, Rabu (12/6/2024).
Di sisi lain, Muhadjir menilai judi online itu juga tak hanya membahayakan kehidupan kesejahteraan masyarakat tetapi juga mulai sudah mengancam ketahanan nasional. Oleh karena itu, ia berharap ada langkah-langkah konkret yang dilakukan Pemerintah untuk memberantas judi online dari Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"(Semoga) ada langkah-langkah yang konkrit untuk memberantas judi online," tegas dia.
Muhadjir juga mengingatkan masyarakat bermain judi itu tak ada untungnya apalagi perputaran uangnya tak diketahui secara pasti. Banyak hal yang dirugikan karena keberadaan judi online termasuk merusak finansial warga negara dan hanya membuang energi.
"Yang jelas namanya judi (online) itu tidak ada yang diuntungkan, pasti itu akan menggerus energi. Mestinya bisa bekerja secara produktif, akhirnya pikirannya energinya dicurahkan untuk bermain spekulasi yang tidak mendidik itu," pungkasnya.
(M Wulan)