news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Spot Paralayang Baru di Kulon Progo

Konten Media Partner
25 Desember 2021 19:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak Giri Sembung, spot paralayang baru di Kulon Progo. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Puncak Giri Sembung, spot paralayang baru di Kulon Progo. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Puluhan pelayang dari berbagai kota di DIY-Jawa Tengah dan Bali telah menjajal spot Paralayang terbaru bukit untuk paralayang di wilayah DIY. Mereka ambil bagian dalam Festival Paralayang yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Puncak Giri Sembung berada di Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang Kulon Progo. Puncak Giri Sembung menjadi spot terbaru olah raga Paralayang yang diperkenalkan oleh Pengurus Daerah (Pengda) Paralayang DIY. Melalui kegiatan paralayang ini, Puncak Giri Sembung diharapkan mampu menjadi destinasi wisata andalan Kulon Progo.
Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Paralayang DIY, Alfari mengatakan, sebagian besar peserta Festival Paralayang mengaku sangat puas dengan panorama terbang dari Puncak Giri Sembung. Karena ini menghadirkan pemandangan hamparan sawah nan hijau sekaligus dua gunung yang menjulang tinggi.
Alfari mengatakan, spot baru palayang dari Puncak Giri Sembung ini baru tiga bulan dibuka. Para pecinta paralayang ini memang selalu berusaha mencari lokasi-lokasi untuk berlatih dan mengembangkan olahraga ini.
"Awalnya kami mencari titik yang bisa untuk berlatih dan mengembangkan olah raga ini. Dan beruntung karena biasanya lokasi kami menjadi destinasi baru," ujar dia, Sabtu (25/12/2021).
ADVERTISEMENT
Pihaknya merasa beruntung menemukan spot puncak Giri Sembung. Di tempat yang menghadap ke timur ini menjadi sesuatu yang spesial bagi pecinta Paralayang. Karena di sini angin yang berhembus adalah angin timur sehingga bisa sepanjang tahun untuk terbang.
Menurutnya, tempat ini menawarkan keindahan view yang menarik karena berada di atas perbukitan dan hamparan persawahan. Ketika terbang pagi akan melihat Candi Merbabu dan Merapi di kejauhan, dan pantai di sisi selatan. Ketika agak siang juga bisa melihat Candi Borobudur dari atas.
“Tempat ini cocok untuk kegiatan aerowisata. Wisatawan yang ingin terbang nanti bisa tandem,” katanya.
Selain kegiatan olahraga ternyata paralayang juga mampu menjadi kegiatan wisata. Karena selain bisa menikmati atas bukit wisatawan yang datang ke spot-spot take off paralayang juga bisa merasakan sensasi terbang dari atas bukit.
ADVERTISEMENT
Sebelum menemukan Spot di Puncak Giri Sembung ada dua lokasi untuk terbang paralayang di DIY. Dua spot tersebut semuanya berada di Kabupaten Gunungkidul. Dua lokasi tersebut adalah Watu Gupit Panggang atau bukit di atas pantai Parangtritis.
"Yang kedua di Embung Sriten Nglipar," terangnya.
Dua lokasi tersebut memiliki karakteristik dan kontur yang berbeda. Di Watu Gupit, para pencinta paralayang dapat menikmati indahnya Samudra Hindia. Sementara sport di Embung sriten Nglipar menawarkan sensasi terbang di atas bukit bepatuan.
Di pantai Parangtritis tidak setiap saat bisa dilakukan terbang paralayang ini. Karena untuk paralayang mengandalkan angin musim Timur. Sejatinya saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan terbang paralayang di watugupit karena bertepatan dengan angin muson timur berhembus.
ADVERTISEMENT
"Demikian juga di Embung sriten tidak setiap saat,"terangnya.
Selain 3 titik tersebut para pencinta paralayang juga Mulai bisa menikmati olahraga ini di kawasan tebing breksi Kabupaten Sleman. Hanya saja mereka belum mengemukakan secara resmi Spot paralayang di tebing breksi tersebut.
“Setelah survey kami lapor ke Lanud dan persyaratan bisa dipenuhi dan wilayah ini aman untuk kegiatan,” kata Alfari.
Manajer Tandem Pengda Paralayang DIY, Reza Fahlevi menambahkan paralayang selain merupakan olahraga juga bisa menjadi kegiatan yang yang dinikmati oleh wisatawan. Komunitas paralayang di menawarkan opsi tandem kepada wisatawan yang ingin menikmati sensasi terbang.
Untuk tandem kali ini mereka memasang tarif sebesar Rp400.000 sekali terbang. Dan jika ingin medapatkan koleksi rekaman video saat terbang menggunakan paralayang ada tambahan biaya sekitar Rp150.000. Nilai tersebut sudah termasuk asuransi dan penjemputan gratis dari tempat landing.
ADVERTISEMENT
"Pengunjung bisa mendapatkan MMC rekaman video saat terbang," paparnya.
Namun untuk di watugupit dan juga Embung Sriten memang tidak setiap saat bisa dilayani. Karena kondisi angin dan cuaca sangat berpengaruh akan sensasi terbang paralayang ini. Jika waktu yang tepat dan dan kondisi cuaca bersahabat maka dalam sehari bisa 7 Kali terbang.
Seorang pelayang asal Karanganyar Bintang Riski mengaku baru pertama kali terbang di Puncak Giri sembung. Lokasinya cukup menantang, karena begitu take off ada jurang yang dalam dan ini menjadi sensasi tersendiri.
“Saya sudah terbang di delapan lokasi, dan rempat ini cukup menantang,” kata siswa SMA Karangpandan, Karanganyar ini.
Pengurus Asita DIY Meira Marianti mengaku sudah mencoba terbang dalam paralayang ini. Menurutnya sensasi terbang di atas perbukitan cukup menantang. Begitu terbang dia menemukan keindahan alam dari atas.
ADVERTISEMENT
“Awalnya takut, tetapi begitu terbang keren sekali. Bukitnya indah, hamparan sawah ini bisa dikembangkan untuk daya tarik wisata,” katanya.