Konten Media Partner

Tak Boleh Jualan di Selasar, Pedagang Tawarkan Produk di Gerbang Teras Malioboro

13 Juli 2024 20:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 24 Juli 2024 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
fotoPedagang tawarkan dagangannya di pinggir gerbang Teras Malioboro 2. Foto: M Wulan
i sela-sela aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes para pedagang atas adanya rencana relokasi jilid 2 yang akan dilakukan Pemerintah tahun depan, ada momen menarik yang terjadi antara para pedagang dan wisatawan yang datang berkunjung di Kawasan Malioboro Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, para pedagang mencoba berjualan di Selasar Malioboro, namun ditertibkan para petugas dengan memintanya untuk berada di dalam Teras Malioboro 2 karena sempat terjadi kerusuhan.
Namun, berdasarkan pantauan di lokasi, akses pintu masuk dan pintu keluar ke tempat belanja itu pun ditutup sehingga membuat para wisatawan tak dapat masuk untuk belanja aneka oleh-oleh yang biasa tersedia di sana.
Banyak wisatawan yang berjalan kaki di lokasi itu penasaran kenapa akses masuk ke dalam Teras Malioboro 2 itu ditutup.
"Ini mau belanja nggak bisa," ujar Tia, wisatawan asal Bekasi.
"Ada apa ya ini? Biasanya bisa masuk, tapi ramai-ramai seperti demo," kata wisatawan lainnya.
Meski awalnya sempat debat panjang dengan para petugas, alhasil para pedagang itu mengandalkan berbagai cara agar jualannya itu laku terjual. Dengan kondisi yang ada, mereka akhirnya bertengger di sepanjang gerbang tersebut dan menawarkan pakaian dan dagangan lain yang mereka jual.
ADVERTISEMENT
"Yok dibeli bapak ibu, bantu kami, tiga seratus ribu saja ini," kata pedagang Wiji, yang sehari-hari berjualan di Teras Malioboro 2.
Saat dijumpai, Wiji mengaku dagangannya belum laku sama sekali. Sehingga satu-satunya cara untuk memperbaiki perekonomian nya dengan berjualan di Selasar. Namun karena tidak diperbolehkan, mereka pun melakukan cara lain.
"Jualannya pada di pinggir, di dalam ga laku. Kita protes sama DPRD tapi gaada tanggapan. Kita kan protes, karena mau relokasi yang kedua. Tempat per lapak cuma 60*60 cm aja," ujar Wiji saat dijumpai di lokasi.
Wiji lalu menceritakan penurunan yang dialaminya hampir 90 persen apabila dibandingkan dengan berjualan di selasar. Jika biasanya momen liburan itu menjadi angin segar, sekarang ini, atau sejak di relokasi, tidak lagi memberikan dampak positif bagi para pedagang di Teras Malioboro 2.
ADVERTISEMENT
"Ini inisiatif sendiri karena kita protes karena penjual-penjuql baru malah diperbolehkan. Liburan ini biasanya kita dapat Rp 5-10 juta, sekarang 100 ribu bawa pulang uang aja udah alhamdulillah dari pagi sampai malam jam 1 malam. Kita ga bohong, kita kalau gaada alasannya kita ga mungkin kaya gini," tandasnya.
Hingga berita ini dimuat belum ada tanggapan dari Pemerintah ataupun OPD terkait. Namun rencana relokasi tahap dua itu berada di kawasan Jalan Ketandan dan Beskalan.
(M Wulan)